Anggota DPR RI, Sulaeman L. Hamzah Peduli Sekolah Adat

Ditengah kondisi pandemi covid-19, tidak menyurutkan semangat Sulaeman L.Hamzah Anggota DPR RI Fraksi NasDem Dapil Papua untuk mengunjungi masyarakat dapilnya.


Kunjungan yang dilakukan diantaranya di Kampung Adat Hobong Distrik Sentani Kabupaten Jayapura, Selasa (16/6).

Dalam kunjungannya, Sulaeman L.Hamzah juga didampingi Anggota DPR Papua Fauzun Nihayah, selaku sekretaris komisi V yang membidangi pendidikan.

Dalam kunjungan yang dilakukan Sulaeman juga bertepatan dengan kegiatan TOT dan Lokakarya terkait penyusunan silabus dan modul “Bahasa Ibu’’ Melalui Pendidikan Adat yang dilakukan oleh Yayasan Pemberdayaan dan Pengembangan Adat Kabupaten Jayapura.

Kegiatan tersebut juga dihadiri tokoh-tokoh adat, tokoh-tokoh masyarakat dan para pengajar sekolah adat tersebut.

Pendidikan adat tentu akan menjadi sarana untuk memperkuat identitas dan eksistensi dari komunitas. Pengetahuan tradisional di dalam pendidikan adat, menjadi nilai penting dalam menjaga tradisi dan nilai-nilai adat yang masih perlu dilestarikan di Papua.

Sulaeman L.Hamzah memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada masyarakat Kampung Hobong yang telah bekerja keras dan ikut mengambil bagian dalam mencerdaskan anak-anak bangsa melalui pembangunan sekolah adat.

Dirinya sebagai pengusul RUU Masyarakat Adat juga merasa terus berkewajiban untuk mendorong RUU tersebut segera disahkan menjadi UU dan menjadi payung hukum bagi masyarakat adat dalam memperjuangkan hak-haknya.

Masyarakat saat mengikuti kegiatan/RMOL PAPUA

“Sekolah adat yang dibangun untuk melestarikan nilai-nilai adat ini sangat luar biasa.

"Apalagi kegiatan belajar mengajar di sekolah adat ini sudah berlangsung mulai dari jenjang sekolah anak usia dini, anak-anak akan belajar tentang nilai-nilai dan norma-norma adat mereka,” kata Pengusul RUU Masyarakat Adat Sulaeman dalam Keterangan yang diterima Kantor Berita RMOL Papua, Selasa (16/6).

Sulaeman L.Hamzah sangat merespon dengan baik kegiatan TOT dan Lokakarya terkait penyusunan silabus dan modul “Bahasa Ibu’’ Melalui Pendidikan Adat yang dilakukan oleh Yayasan Pemberdayaan dan Pengembangan Adat Kabupaten Jayapura.

Hal ini menujukkan bahwa masyarakat Papua, khususnya masyarakat adat Sentani Jayapura sudah mampu atau bisa membangun sumber daya manusia terutama melalui adat dan juga akan membangkitkan masyarakat adat di Kabupaten Jayapura.

Sekarang ini percepatan pembangunan di Papua harus dilakukan dengan melibatkan masyarakat adat.

Sekolah adat yang sudah dibangun ini misalnya harus menjadi lembaga pendidikan yang memiliki semangat untuk terus menjaga tradisi dan nilai-nilai adat istiadat yang ada.

Sulaeman berharap kehadiran sekolah tersebut bisa membuka suatu wawasan atau cara pandang baru terhadap dunia pendidikan.

Selain itu dapat menghadirkan lembaga pendidikan yang benar-benar berbicara tentang adat dan jati diri orang Papua, dan juga sejalan dengan Otonomi Khusus di Papua.

“Saya sangat menyambut baik program sekolah adat di Kampung Hobong ini, juga memberikan apresiasi kepada beberapa pihak baik sebagai penggagas maupun yang mensupport sekolah adat ini.

"Karena segala bentuk program pembangunan yang mengarah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia harus kita support bersama, untuk itu saya akan membantu 25 juta untuk pengembangan yayasan pendidikan sekolah adat ini,” tambahnya.

Selanjutnya, Origenes Monim selaku penggagas dan ketua yayasan pemberdayaan dan pengembangan adat Kabupaten Jayapura mengucapkan apresiasi dan terima kasih atas kunjungan Anggota DPR RI Fraksi NasDem yang sekaligus memperjuangkan RUU Masyarakat Adat.

Ia menggagas sekolah adat untuk mendidik budaya dan melestarikan adat istiadat kepada anak-anak muda yang akan menjadi penerus adat di Kabupaten Jayapura.

Selain itu untuk mendukung program pemerintah daerah untuk menggagas Sekolah Adat di Kampung-Kampung adat yang ada di Jayapura.

“Pertama-tama kami sampaikan terima kasih banyak atas kunjungan Anggota DPR RI dari NasDem Bapak Sulaeman L.Hamzah dan rombongan, untuk kita ketahui bersama bahwa sekolah adat yang kita dirikan harus menjadi lembaga pendidikan untuk melestarikan adat istiadat dan nilai-nilai budaya yang ada.

Anak-anak harus paham dengan adat istiadat leluhurnya dan paham betul terkait nilai-nilai moral kebudayaan yang sudah turun temurun di wilayah adat di Sentani ini khususnya di sembilan wilayah dewan adat suku Mamta Kabupaten Jayapura’’pungkas ketua yayasan Origenes Monim.