Pemuda Marind: Frederikus Gebze Bukan Hanya Bupati Tapi Juga Simbol Marind Yang Dipermalukan

Pengurus DPD Pemuda Marind, Kabupaten Merauke bersama salah satu pemerhati Budaya asli Marind menggelar Konferensi Pers yang bertempat di ruang Dinas Pemberdayaan Perempuan, Selasa (7/7).


Dalam jumpa pers tersebut, tokoh pemuda Marind yang hadir dalam kesempatan ini menyampakain pernyatan sikap terkait pergantian Ketua DPD partai NasDem yang dinilai sangat tidak etis.

Pasalnya, pergantian tersebut disampaikan bersamaan dengan rekomendasi yang dikeluarkan kepada Bakal Calon yang bukan kader partai NasDem.

Pergantian ketua DPD partai NasDem yang sebelumnya yakni Frederikus Gebze dengan Jefry Tjahyadi Putra alias koko Jefa ini yang menuai penolakan dari tokoh pemuda dan intelektual Marind karena dinilai telah mempermalukan putra asli daerah ini.

"Kami pemuda dan intelektual Marind melihat ini ada yang aneh. Seorang ketua partai dan Bupati aktif dipermalukan diatas tanahnya sendiri," ucap Ketua DPD Pemuda Marind, Fransiskus Ciwe.

"Sebagai Bupati Merauke dan putra asli daerah ini beliau punya kontribusi. Tidak seburuk yang disampaikan. Di partai NasDem selama masa kepemimpinannya berhasil mendapatkan 5 kursi dan ketua DPRD berasal dari NasDem. Jadi Kami merasa ini tidak adil," jelas Ciwe.

Suasana saat konferensi pers/RMOL PAPUA

Ketua Pemuda Marind ini juga dengan tegas menyatakan, langkah yang diambil partai NasDem tidak mencerminkan sebagai Partai besar dengan mengusung slogan Restorasi.

Sehingga, tidak ada proses pendidikan politik yang baik untuk masyarakat Kabupaten Merauke.

"Langkah yang diambil tidak mencerminkan sebagai partai besar yang mengusung slogan Restorasi. Seharusnya dapat memberikan pendidikan politik yang baik untuk masyarakat Merauke," tegas Ciwe.

"Frederikus Gebze dia bukan hanya seorang Bupati ataupun ketua Partai, dia simbol Marind sehingga ini yang kita persoalkan. Tidak bisa seenaknya saja dipermalukan, karakternya dibunuh bahkan ditelanjangi.

Selain itu menurutnya, terkesan ada kepentingan bisnis dan korporasi yang masuk serta ada intervensi pihak eksternal.

"Saya lihat ini ada konspirasi besar yang dimainkan dan ada kepentingan korporasi masuk ke dalam politik. Mereka bukan dibelakang layar lagi tapi sudah tampil depan layar sebagai aktor politik di Merauke.

"Dan ini kami dari pemuda Marind mengutuk keras. Kedepan tidak terulang lagi hal ini. Kalau partai tidak suka ya bisa cari cara yang elegan. Bahkan pada saat konferensi pers tidak ada satupun anak asli disana," tutur ciwe.

Dalam kesempatan itu pula hadir pemerhati budaya Marind, Isaias Ndiken yang turut menyampakain keprihatinannya terdapat permasalahan yang terjadi.

Menurutnya, permasalahan yang terjadi pada Bupati Merauke, Frederikus Gebze sangat tidak manusiawi.

"Kejadian seperti ini tidak manusiawi. Saya tidak lihat dari hak kesulungan tapi dari manfaat tanah ini sudah berapa lama orang ambil. Sudah mau masuk politik seperti ini baru mereka copot dia dari ketua NasDem.

"Kalau Frederikus Gebze ada salah sampaikan. Semua pemuda Marind tidak sepakat langkah yang diambil partai ini" kata tokoh pemerhati budaya ini.

Dirinya juga menghimbau dan berpesan agar kedepan, Bupati Merauke harus orang Marind.

"Saya berpesan, kedepan yang jadi Bupati Merauke adalah orang Marind. Karena manfaat tanah ini harus diambil oleh orang Marind," demikian Isaias Ndiken.