Sejumlah Guru Datangi Kantor Dinas Pendidikan Merauke Pertanyakan Pembayaran ULP

Sejumlah Guru mendatangi kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke mempertanyakan Uang Lauk Pauk (ULP) yang belum dibayar selama 3 bulan, Rabu (22/7).


Menurut salah satu guru dari Sekolah Dasar (SD) Negeri Sarsan, Maria Magdalena mengaku dihadapan sejumlah awak media, bahwa dirinya dan beberapa guru yang lain sangat kecewa lantaran uang lauk pauk tersebut belum dibayar.

"Kami para guru sangat kecewa karena kami bekerja dan merekap nilai murid-murid SD kelas 6 untuk nilai kelulusan.

"Bahkan lebih kecewa lagi pengawas wilayah Kabupaten Merauke dapat uang lauk pauk tapi kami guru-guru justru tidak dapat," ungkap salah satu guru dari SD Negeri Sarsan tersebut.

Saat yang dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke, T. Sony Betaubun mengatakan, ULP yang belum didapatkan oleh guru-guru karena DPA mengalami pergeseran akibat pandemi Covid-19.

"Dampak dari Covid-19 ini seluruh OPD perlu memberikan kontribusi dimana semua anggaran dipotong dan ketika semua dipotong maka DPA perlu diperbaiki dan sampai hari ini DPA belum ada ditangan kami," jelasnya kepada wartawan, Rabu (22/7).

"Kalau DPA belum ada ditangan kami berarti kami belum bisa membayar, maka apa yang tadi dituntut harus dibayar memang harus dibayarkan," lanjut dia.

Sejumlah guru yang mendatangi Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke/RMOL Papua

Kata Sony, pihaknya mendapatkan informasi dari Bagian Anggaran (Banggar) pembayaran tersebut dilakukan hanya 9 bulan akibat Kejadian Luar Biasa (KLB) yang mengakibatkan terhentinya proses belajar mengajar di Sekolah.

"Informasi yang kami tau dari Banggar semuanya hanya 9 bulan yang dibayar. Kenapa 9 bulan yang dibayar akibat dampak Kejadian Luar Biasa.

"Semua orang dilarang untuk keluar rumah termasuk aktivitas belajar mengajar dihentikan dan DPA belum ada di tangan kami. Kalau DPA sudah ditangan kami, kami langsung proses.

"Sementara sekarang kita baru berencana membuka kalender pendidikan yang baru pada tangal 13, tapi belum bisa jalan karena kita mensosialisasikan dulu untuk bagaimana pendidikan itu berjalan karena kita berhadapan dengan KLB", demikian T Sony Betaubun.