Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Edoardus Kaize dan Paskalis Letsoin melakukan reses di wilayah Kampung Buti, Kelurahan Samkai, Distrik Merauke, Minggu (2/8).
- Kekurangan Surat Suara Hantui Pemilu di Merauke, 600 Lebih Surat Suara DPR RI Masih Belum Terganti
- Pengurus Partai Berkarya Boven Digoel Gelar Syukuran Pelantikan
- Masyarakat Adat Wonti - Risei Sayati Menolak Penobatan YB (Kuna) Menggunakan Marga Imbiri
Baca Juga
Kunjungan tersebut merupakan yang kedua kali setelah dilakukan kunjungan pertama di komplek Gudang Arang, Sabtu (1/8) lalu.
Dalam pertemuan yang berlangsung hikmad tersebut, terlihat kedua legislator ini mendengar cukup banyak aspirasi dari masyarakat lokal Buti.
Edoardus Kaize saat diwawancarai reporter RMOL Papua mengatakan, dari hasil reses yang dilakukannya dirinya mendengarkan cukup banyak keluhan dan tantangan mulai dari pendidikan dan ekononomi yang dihadapi dari masyarakat diwilayah ini.
Padahal, posisinya berada di wilayah ibu Kota Kabupaten.
"Kampung Yobar (Buti) ini kan letaknya berada ditengah kota, sedangkan yang kita dengar begitu banyak tantangan yang dihadapi disini, baik itu pendidikan susah, ekonomi susah, padahal tidak jauh dari kota," ucap Edoardus.
Bahkan menurut Edoardus, masyarakat lokal Buti sampai saat ini masih harus menyewa jaring untuk menangkap ikan, sehingga dirinya akan membantu memberikan bantuan berupa jaring.
"Yang terjadi disini masyarakat khususnya nelayan masih sangat kesulitan, bahkan untuk menjaring ikan saja mereka masih harus menyewa jaring dari nelayan Bugis Makassar, makanya tadi mereka minta supaya bisa dapat jaring, maka jaring kami akan bantu," jelasnya.
Selain itu, terkait masalah pendidikan juga menurut Edoardus masih belum ada sentuhan dari pemerintah, karena anak-anak diwilayah Buti masih harus berjalan kaki cukup jauh.
Sehingga, menurutnya tantangan hidup di kampung-kampung yang berada di pinggiran kota seperti kampung Buti jauh lebih besar ketimbang kampung-kampung yang berada jauh dari kota.
Sebab, masyarakat pada kampung lokal yang berada di pinggiran kota harus berhadapan dengan perkembangan zaman dan juga harus bersaing dengan banyak orang dari luar.
- KPU: 120 Hari Masa Kampanye Pemilu 2024 Mengacu Waktu Proses Sengketa Pencalonan dan Pengadaan Logistik Pemilihan
- Isi Kuliah Umum Di Unmuh Sorong, LaNyalla Ulas 5 Semangat Hadapi Tantangan Zaman
- Nama Calon Anggota KPU-Bawaslu Sudah Diserahkan ke Jokowi, Ini Daftarnya