Indonesia Batal Ikut AFF U-23, Pengamat: Akibat PSSI Lalai Awasi Prokes di Liga 1v

Timnas U-23 Indonesia batal tampil di Piala AFF U-23 akibat sejumlah pemain terpapar Covid-19/Net
Timnas U-23 Indonesia batal tampil di Piala AFF U-23 akibat sejumlah pemain terpapar Covid-19/Net

Kegagalan Timnas Indonesia mengikuti perhelatan Piala Asean Football Federation (AFF) akibat banyak pemain terpapar Covid-19, disesali banyak pihak. Terlebih Indonesia berstatus juara bertahan, setelah menjuarai Piala AFF U-23 pada edisi 2019.


Hal itu terlihat dari berbagai komentar dalam unggahan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada Jumat pagi (11/2), yang mengumumkan pembatalan keikutsertaan Timnas U-23 Indonesia di Piala AFF U-23 2022.

Dari sekian banyak komentar tersebut, ada pengguna Twitter yang menyayangkan kelalaian PSSI dalam melakukan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 di kompetisi nasional.

"Contoh saja, tim Persebaya. Bagaimana soal hasil PCR, di mana semua pemain berkumpul latihan, dan 30 menit keluar hasil kedua menyatakan hasil positif dengan alasan salah ketik," ujar salah satu pengguna Twitter dalam kolom komentar unggahan PSSI.

Menurut pengamat sepak bola nasional, Kesit Budi Handoyo, wajar apabila publik menyayangkan pembatalan keberangkatan Timnas U-23 ke Kamboja untuk mengikuti Piala AFF lantaran ada 7 pemain yang positif Covid-19.

"Yang sangat disayangkan adalah ketidakwaspadaan dan lemahnya PSSI dalam mengawasi pelaksanaan Liga 1," ujar Kesit kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (11/2).

Kesit berpendapat, PSSI telah gagal mengantisipasi sebaran Covid-19 saat Liga-liga nasional berlangsung sejak beberapa bulan lalu, sehingga banyak pemain yang masuk ke dalam klaster penularan.

"Seperti kita ketahui setelah merebaknya varian Omicron, beberapa pekan terakhir ini banyak pemain klub-klub Liga 1 yang terpapar Covid-19. Sejumlah pembatalan pertandingan juga terjadi," papar Kesit.

"Dan kita tahu para pemain Timnas U-23 yang disiapkan untuk bertolak ke Kamboja juga bermain untuk klubnya. Kondisi ini tentu sangat rawan karena mereka menjadi rentan untuk terpapar," sambungnya.

Oleh karena itu, Kesit menyimpulkan bahwa apa yang terjadi pada pemain-pemain Timnas U-23 dan pemain-pemain klub Liga 1 adalah akibat kelalaian PSSI dalam melakukan pengawasan prokes.

"PSSI harus menegur keras operator Liga, dalam hal ini PT LIB karena mereka juga lalai dalam menerapkan aturan," demikian Kesit.