Tim PHP2D HMJ Akuntansi Unmus Bersama Kelompok Ibu-Ibu di Samkai Menyulap Limbah Plastik Menjadi Kerajinan Estetik

Bertempat di kediaman rumah ketua RT.01 (Ibu Hj. Asma) Kelurahan Samkai tim PHP2D Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi Unmus memberikan pendampingan dalam mengolah limbah anorganik berupa plastik menjadi kerajinan tanaman imitasi dan kerajinan rajut dari kantong plastik bekas. Sabtu (17/10).


Kegiatan ini merupakan keberlanjutan dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu pengolahan limbah organik berupa sampah rumah tangga. Semakin memprihatinkannya jumlah sampah di tempat pembuangan sampah akhir (TPA) yang mayoritas dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, hal ini yang menggerakkan tim untuk menyadarkan warga akan dampak sampah bagi lingkungan di masa sekarang dan yang akan datang. Pendampingan terhadap ibu-ibu ini juga bukan tanpa alasan. Selain untuk mengisi waktu luang, juga dapat memberikan keterampilan bagi mereka dan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dari segi ekonomi jika dapat ditekuni dengan baik.

Tim yang terdiri dari sepuluh mahasiswa dengan dosen pendamping Anis Munfarikhatin, S.Pd., M.Pd. ini merasa sangat bangga bisa menularkan keterampilan dalam serangkaian kegiatan yang sudah berlangsung kurang lebih 2 bulan ini, khususnya saat melakukan pendampingan langsung ke warga. Maya (20) mengaku mendapatkan ide membuat kerajinan unik tersebut dari media sosial dan ternyata saat dipraktekkan memang sangat mudah, terlebih bahan dan alat sangat mudah didapatkan di lingkungan kita. Untuk membuat kerajinan berupa tanaman imitasi, bahan dan alat yang diperlukan diantaranya: (1) dua buah plastik bekas dengan warna yang berbeda, usahakan plastik dengan warna kontras misalnya hijau dengan hitam, merah dengan hitam, dsb.; (2) Lem tembak, (3) Kawat, (4) Setrika dan alasnya, (5) Kertas HVS. Langkah- langkah dalam membuatnya juga terbilang sangat mudah, hanya butuh kesabaran dan kerapihan. Langkah pertama siapkan 2 plastik dengan warna yang berbeda tersebut kemudian rekatkan dan letakkan kertas HVS di atas plastik yang sudah disetrika dengan suhu sedang supaya kedua plastik tersebut dapat merekat dengan baik. Setelah plastik tersebut menyatu lalu potong bagian pinggir yang tidak terpakai dan lipat menjadi bentuk kipas. Terakhir gunting bentuk tersebut menyerupai daun yang diinginkan, kemudian rangkai daun tersebut dengan kawat yang telah dililit dengan plastik. Tanaman hias imitasi ini dapat menjadi alternatif hiasan di rumah tanpa harus merawat layaknya tanaman asli, dan tentunya dapat mengurangi dampak limbah plastik.

Selain itu, limbah plastik juga dapat dibuat kerajinan lain yang lebih menarik yaitu berupa tas rajut yang lebih dikenal dengan “Noken” di Papua. Jika biasanya merajut menggunakan benang, maka tim PHP2D memberikan alternatif lain selain benang yaitu dari serat plastik bekas. Awalnya warga bertanya-tanya apakah bisa membuat rajut dari plastik. Namun, setelah mempraktekkan sendiri cara membuatnya, warga mengaku memang awalnya agak susah, kuncinya hanya kesabaran, ketelitian, dan keuletan. Beberapa ibu-ibu yang memang sudah menekuni kerajinan ini, merasa ini hal baru yang didapatkan. Tas maupun kerajinan rajut yang biasanya bahan bakunya harus dibeli, kini menggunakan plastik bekas pun bisa dibuat. Bu Rina Mengaku dengan adanya PHP2D ini, warga menjadi sadar bahwa banyak manfaat yang bisa didapat dari hasil mengolah sampah anorganik dan berharap untuk kedepannya banyak kegiatan-kegiatan mahasiswa di program lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.