Cuaca Ekstrem Di Masa Pancaroba, BMKG Himbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan

Ilustrasi BMKG/Net
Ilustrasi BMKG/Net

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Merauke menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini.


Ketika dimintai keterangan lewat seorang Staf Prakirawan Cuaca BMKG Merauke, Yunita menjelaskan bahwa untuk Kabupaten Merauke sendiri merupakan Wilayah Zona Musim yang mana memiliki dua musim yaitu penghujan dan kemarau. Selasa, (2/2)

Sampai hari ini intensitas hujan semakin lebat diakibatkan adanya pengaruh dari beberapa gangguan cuaca di wilayah Indonesia khsusunya wiayah bagian selatan karena terdapat Intertropical Convergence Zone (ITCZ) adalah kondisi dimana terjadinya pertemuan masa udara dari belahan bumi utara dan belahan bumi selatan yang mengakibatkan potensi cuaca buruk terjadi di beberapa Wilayah Indonesia termasuk Wilayah Kabupaten Merauke.

Selain itu juga terjadi Tropical Cyclone yang terjadi di Wilayah Utara Australia yang bergerak kearah Timur Australia yang mengakibatkan kondisi cuaca di Wilayah Kabupaten Merauke juga tergolong cukup ekstrim beberapa hari terakhir.

Untuk beberapa hari kedepan umumnya Wilayah Kabupaten Merauke prakiraan cuaca didominasi dengan cuaca berawan tapi ada potensi hujan dengan intensitas sedang dan lebat disertai dengan angin kencang dimana dapat mempengaruhi kondisi laut dengan gelombang tinggi air laut bagian Selatan Papua yaitu dari Perairan Agats, Perairan Yos Sudarso, Perairan Merauke dan juga Laut Arafuru bagian Timur ini juga dikategorikan gelombang sedang dan tinggi di Wilayah Laut Arafuru bagian Timur mencapai ketinggian 3,5-4 meter untuk beberapa hari kedepan.

“Kepada masyarakat Kabupaten Merauke kami himbau untuk dapat mengenali kondisi lingkungannya sehingga dapat mengantisipasi kondisi bencana yang akan kemungkinan terjadi apabila terjadi hujan sedang maupun lebat seperti kondisi banjir, kemudian untuk angin kencang kami himbau kepada masyarakat untuk menghindari tempat-tempat yang mempunyai potensi roboh dan untuk nelayan agar dapat beristirahat sejenak karena untuk kondisi cuaca dilaut tidak memungkinkan untuk kapal-kapal yang kecil karena kecepatan angin maksimum bisa kapan saja terjadi dengan kecepatan mencapai 50-60 km perjam.” Jelas Yunita.