Makna di Balik Parade Mobil Hias Mappi pada HUT Dekranas ke-44

Parade mobil hias dalam rangka HUT ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Solo, Jawa Tengah, tidak hanya sekadar pameran seni kendaraan. Lebih dari itu, acara ini menjadi simbol dari upaya daerah-daerah di Indonesia untuk memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan budaya dan kerajinan mereka. Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan, menjadi salah satu peserta yang berhasil mencuri perhatian dengan menampilkan mobil hias yang sarat dengan makna budaya.


Penampilan mobil hias Mappi dengan rumah pohon yang kokoh dan ornamen-ornamen alam bukan hanya desain estetik. Rumah pohon, dalam konteks kehidupan masyarakat Mappi, memiliki makna sebagai simbol ketahanan dan keterikatan erat dengan alam. Dalam budaya mereka, alam bukan sekadar lingkungan fisik, tetapi juga bagian integral dari identitas masyarakat.

Ornamen teratai dan ikan gabus yang menghiasi mobil hias tidak dipilih secara acak. Kedua simbol ini mewakili Mappi sebagai kota sejuta rawa, di mana alam memberikan sumber daya berlimpah bagi kehidupan masyarakat. Teratai melambangkan keindahan dan kesuburan, sementara ikan gabus adalah simbol keberkahan alam.

Noken, tas tradisional Papua yang dibuat dari kulit kayu Gaharu, menjadi elemen penting lainnya dalam mobil hias Mappi. Noken bukan sekadar alat untuk membawa barang, tetapi simbol dari kreativitas, ketekunan, dan warisan budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Menampilkan Noken di tingkat nasional adalah cara bagi Mappi untuk mengingatkan pentingnya menjaga warisan budaya lokal.

Partisipasi Kabupaten Mappi dalam parade mobil hias ini menunjukkan komitmen mereka dalam melestarikan kearifan lokal sekaligus memperkenalkannya ke panggung nasional. Ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang mengukuhkan identitas Mappi di tengah dinamika globalisasi.