Melalui Riset Keilmuan LPDP, Tim Dosen Unmus akan Melakukan Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Tambat

Tim Dosen dari Unmus yaitu Dr. Yus Witdarko, S.Pd., M.T. (Jurusan Teknik Pertanian), Sadrach Luden Pagiling, S.Pd., M.Pd., dan Anis Munfarikhatin, S.Pd., M.Pd. (Jurusan Pendidikan Matematika) dengan melibatkan lima mahasiswa dari kedua jurusan tersebut melakukan observasi awal dalam rangka kegiatan riset keilmuan yang berbasis riset desa di kampung Tambat untuk kegiatan beberapa bulan kedepan. Kegiatan riset ini akan berfokus pada bidang pertanian dan pendidikan. Senin (1/2)


Semuel Eremba sebagai Kepala Kampung Tambat menuturkan, ada beberapa potensi yang bisa diberdayakan diantaranya pada teknik pengolahan sagu baik secara modern maupun manual. Pada teknik pengolahan sagu secara modern sudah menggunakan mesin dan pada teknik pengolahan manual masih menggunakan alat dengan tenaga manusia. Selain pengolahan sagu, kegiatan bisa difokuskan ke pengolahan sumberdaya alam lain yaitu berupa hasil kebun berupa buah pisang dalam rangka meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Selebihnya, Yakobus sebagai pengelola pabrik sagu modern di wilayah Tambat mengungkapkan produksi 

Sagu secara modern sangat tinggi permintaannya, namun ada banyak kendala yang harus dihadapi diantaranya pengambilan bahan baku, proses pengolahan khususnya pengeringan yang masih mengandalkan sinar matahari, keterbatasan dalam pengelolaan karyawan. Pada proses pengeringan menggunakan plat berupa saringan yang dapat mengurangi kadar air pada sagu yang telah diproses pada mesin pemarut. 

Namun, kendalanya adalah pelat yang terbuat dari besi ini mudah berkarat sehingga rentan korosi dan akhirnya sagu yang telah diletakkan tadi menjadi rusak karena korosi dari plat. Selain permasalah tersebut, penumpukan limbah sagu yang belum terolah juga belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selama ini limbah sagu hanya dimanfaatkan warga untuk campuran pakan ternak dan belum ada proses pengolahan yang maksimal. Selain kegiatan pada bidang pertanian, kegiatan pendidikan akan melibatkan sekolah yang ada di lokasi dengan melakukan inovasi pembelajaran dengan merancang model pembelajaran khususnya pada mata pelajaran di tingkat pendidikan dasar. 

Model pembelajaran yang dirancang akan melibatkan siswa secara langsung (pembelajaran kontekstual) yang akan merangsang ketertarikan mereka pada matematika dengan menyisipkan kearifan lokal khususnya di lingkungan sekitar. 

Menurut kebijakan menteri saat ini, pembelajaran tidak hanya dilakukan di ruang kelas saja. Pada kerangka kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) mahasiswa dapat memanfaatkan kegiatan di luar kampus dengan pembelajaran langsung di tempat yang relevan dengan mata kuliah, misalnya pada mata kuliah perancangan teknik, mahasiswa dapat terlibat langsung dengan melakukan pengamatan mengenai mesin pengolah sagu dan muara dari matakuliah ini adalah mahasiswa dapat menghasilkan maupun memodifikasi alat yang telah ada. Harapan dari tim dan mitra nanti pelaksanaan riset ini dapat maksimal dan saling memberikan dampak baik antara tim periset dengan mitra kegiatan.