Solutif di Tengah Pandemi Covid-19, Polisi Bantu Warga Dongkrak Perekonomian Daerah

Bripka Jasman Tristanto ketika sedang bersama petani di Kebun Kopi/ Ist
Bripka Jasman Tristanto ketika sedang bersama petani di Kebun Kopi/ Ist

Kabupaten Merauke merupakan salah satu wilayah di paling ujung timur Republik Indonesia. Dilihat dari potensi sumber daya alamnya Merauke sangat cocok untuk dijadikan sebagai area pertanian karena tanahnya yang subur.


Berdasar potensi tersebut, pemerintah sejak tahun 1980 gencar melakukan program trasnmigrasi dengan mendatangkan masyarakat dari Pulau Jawa, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat ke Kabupauten Merauke dengan menjadikan pertanian sebagai komoditi utama bagi para masyarakat trans tersebut.

Banyak jenis tanaman pertanian yang dijadikan sebagai komoditi di Kabupaten Merauke, mulai dari padi, sayuran, buah, dan kopi.

Meski sudah berjalan sejak dekade 80an, komoditi kopi di Merauke masih belum mampu bersaing di pasar domestik dan mancanegara, hal tersebut terkendala dengan pengelolaan dan pemasaran komodi Kopi Merauke yang sampai pada tahun 2020 masih belum banyak diketahui oleh masyarakat, termasuk masyarakat di Kabupaten Merauke itu sendiri.

Di tahun 2020, problem ini mulai menemui titik terang. sejak Desember lalu, petani kopi di Distrik Muting mulai menemukan solusi bagaiman memasarkan hasil kopi milik mereka.

Solusi itu datang dari seorang Angota Polres Merauke bernama Bripka Jasman Tristanto yang dipercaya sebagai Kanit Binmas Polsek Muting.

Dibantu Bripka Jasman, para petani kopi di Distrik Muting dibina dan diarahkan untuk tetap memproduksi kopi, meski kopi olahan mereka belum banyak dikenal publik.

Walau sudah dilakukan pembinaan, bukan berarti petani kopi percaya begitu saja dengan Bripka Jasman. Sebagian tetap frustrasi dengan hasil kopi mereka yang tidak laku di pasaran, hingga akhirnya beralih dari menanam kopi ke palawija.

Memutar otak, Bripka Jasman akhirnya berinisiatif untuk menyerap hasil kopi dari para petani dengan membuka usaha warung kopi mikro. Agar hasil kopi bisa diserap sekaligus ikut memasarkan hasil kopi Distrik Muting.

Ditemui Reporter Kantor Berita RmolPapua, Bripka Jasman menjelaskan, dirinya rutin berkomunikasi dan berkolaborasi dengan para petani kopi agar mereka tidak patah arang dalam memproduksi kopi.

Menurut Bripka Jasman, hasil kopi Distrik Muting layak untuk dijual dan dinikmati masyarakat. Hanya saja proses pemasarannya belum berjalan optimal, maka dari itu iya mencoba menyerap dan membantu memasarkan agar para petani terbantukan.

"Saya juga secara rutin mengunjungi dan memberikan penyuluhan tentang perawatan kopi sampai dengan pasca panen," kata Bripka Jasman belum lama ini.

Berkat semangat kolaborasi dengan para petani kopi, kini ratusan kilo kopi hasil petani Distrik Muting bisa dipasarkan hingga ke mancanegara.

Bahkan saat ini sedang dilakukan pembibitan sebanyak 10.000 pohon kopi di Distrik Muting.

Kepala Kampung Seed Agung, Distrik Muting I Nengeh Sudiana menyampaikan apresiasinya kepada Bripka Jasman yang telah berhasil mengakomodir hasil komoditi kopi para petani. 

Menurutnya, dengan hadirnya aparat yang bisa berkolaborasi dengan masyarakat dapat membuat daerah tersebut bergerak maju.

Ia menilai, Bripka Jasman hadir tidak hanya dari sisi keamanan dan ketertiban. Namun perekonomian dan pertanian bisa juga bergerak sinergi bila petugas mampu menyerap aspirasi masyarakat dan solutif terhadap problem warga.

Terkhusus di masa pandemi ini, tambah Nengeh, ekonomi sedang melambat karena Covid-19. Dengan dibantunya para petani dalam memasarkan kopi, masyarakat jadi sedikit banyak terbantu.

"Kehadiran aparat seperti Bripka Jasman sangat membantu perekonomian masyarakat Distrik Muting, apalagi ditengah Pandemi Covid-19 saat ini," kata Nengeh.