Usai Terlibat Tawuran, Pihak SMAN 1 dan SMK St. Antonius Merauke Akhirnya Berdamai di Kantor Polisi

Pihak SMA Negeri 1 dan SMK Santo Antonius saat sedang menjalankan proses mediasi di ruang SPKT Polres Merauke. Rabu (21/9)
Pihak SMA Negeri 1 dan SMK Santo Antonius saat sedang menjalankan proses mediasi di ruang SPKT Polres Merauke. Rabu (21/9)

Tawuran yang terjadi antara dua sekolah di Kabupaten Merauke Yaitu SMA Negeri 1 Merauke dan SMK St. Antonius Merauke yang menghebohkan masyarakat Merauke akhirnya berhasil diselesaikan secara kekeluargaan oleh kedua belah pihak di Sentra Pelayan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Merauke. Rabu (21/9).


Berdasarkan pantauan Reporter RMOL Papua bahwa kedua pihak bertemu di SPKT Polres dan menyelesaikan permasalahan dengan penuh rasa hikmat oleh kedua bela pihak dengan dihadiri orang tua wali, korban, dan kepala sekolah beserta guru dari kedua sekolah.

Sementara Kepala SPKT III, Ipda H. Umanahu kepada sejumlah wartawan mengatakan bahwa para pihak telah menandatangani surat pernyataan yang dibuat dengan mediasi melalui Polres Merauke, yang mana kesepakatannya bila salah satu pihak kembali melakukan pelanggaran maka akan dihukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala sekolah SMK St Antonius Merauke Hoppy Istiawan bahwa permasalahan tersebut sudah selesai dan kedua bela pihak telah secara kekeluargaan dan penuh hikmat memutuskan untuk saling memaafkan serta tidak akan memperuncing permasalahan tersebut.

Hoppy Istawan juga mengajak semua siswa SMK St. Antonius dan alumni untuk secara bersama-sama bergandengan tangan dengan siswa siswi dari sekolah lain serta senantiasa merajut silaturahmi dengan semua pihak karena kita semua adalah saudara.

"Saya sampaikan kepada anak-anakku semua siswa siswi SMK Antonius dan Alumni, mari kita bergandengan tangan, kita semua adalah saudara, mari kita rajut silaturahmi kita, apapun itu dia adalah saudaramu, mari kita berdamai, damai lebih indah karena kasih itu lebih indah." Ucapnya.

Ia berharap semoga melalui permasalahan ini, menjadi suatu awal hubungan yang baik bagi kedua belah pihak yaitu SMA Negeri 1 Merauke dan SMK St. Antonius Merauke beserta seluruh jajaran yang ada didalamnya.

Dalam kesempatan yang sama kepala sekolah SMA Negeri 1 Merauke Sergius Womsiwor menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak Kepolisian yang telah bersedia memediasi peristiwa antara SMK Antonius dan SMK Negeri 1 Merauke.

Sementara terkait dengan isu yang beredar jika ada salah seorang guru dari SMK St. Antonius bernama Pak Timo yang juga turut dianiaya dalam kejadian ini juga merupakan suatu isu yang tidak benar. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Pak Timo yang merupakan guru pada SMK St. Antonius Merauke.

Ia menegaskan bahwa berita yang beredar jika dirinya telah dianiaya adalah berita yang tidak benar, oleh karena itu dirinya menghimbau kepada seluruh siswa dan alumni SMK St. Antonius untuk tidak terpancing dan tidak melakukan tindakan anarkis.

“Saya menghimbau kepada semua siswa dan alumni St. Antonius, yang mana berdasarkan informasi yang berkembang di luar saya dipukul, itu keliru dan tidak benar. Jadi saya minta emosional itu dihilangkan, dan jangan ada lagi yang merusak fasilitas sekolah, itu semua punya kita sama-sama, jadi saya minta kita semua menyadari hal ini.” Pungkasnya