Bulog Kembali Tolak Beras Petani, Aliansi Petani Merauke Protes Keras

Sunarto/ Pak Oga/ Ist
Sunarto/ Pak Oga/ Ist

Petani Merauke kembali gigit jari karena beras hasil panennya ditolak oleh Bulog Sub Drive Merauke lantaran dinilai tidak memenuhi mutu kualitas yang ditentukan oleh Bulog. Selasa (23/3)


Kejadian naas ini disampaikan oleh Bendahara Aliansi Petani Merauke (APM), Sunarto kepada Reporter Rmol Papua.

Menurutnya Bulog Subdrive Merauke memberlakukan kebijakan dengan hanya akan membeli beras dari petani dengan kualitas minimal 20% butir patah, 14% kandungan air, dengan derajat sosoh 90%.

Sementara menurutnya beberapa waktu lalu APM telah bertemu dengan Bupati Kabupaten Merauke, Romanus Mbaraka dan Pihak Bulog. Dari hasil pertemuan itu Bupati Merauke telah langsung menginstruksikan kepada Bulog Subdrive Merauke untuk dapat memberlakukan kebijaksanaan khusus kepada para petani Merauke terkait standar kualitas beras petani yang akan dijual kepada Bulog.

Namun menurutnya sampai saat ini kebijakan itu masih belum diberlakukan bulog terbukti dengan tidak dibelinya beras milik petani Merauke oleh Bulog Subdrive Merauke.

“Yang sekarang menjadi standar Bulog kan 20% butir patah, 14% kandungan air, dengan derajat sosoh 90% itu yang aturan dari Bulog Pusat, itu yang mereka terapkan sampai sekarang, jadi belum ada tanda-tanda kebijakan sesuai dengan sudah diperintahkan Bupati kepada Kabulog Merauke.” Ucap lekaki yang akrab di sapa pak Oga ini

Menurutnya jika Bulog Subdrive Merauke tetap menerapkan sistem seperti ini maka harapan dan mimpi Petani agar beras hasil panen mereka dapat terserap semua tidak akan pernah teralisasi.

“Ini sama saja masih menggunakan jalur lama, jalur ini kita sudah jalani, dan petani merasa sangat di injak injak dengan harga yang dikasih turun dengan kualitas yang cukup bagus.” Jelasnya

Menurutnya pada hari ini, selasa (23/3) sudah sebanyak 25 ton beras dengan kualitas 21% butir yang ditolak oleh Bulog Subdrive Merauke, padahal selisihnya hanya satu persen ari standar Bulog, namun sama sekali tidak ada kebijakan.

“Kita minta kebijakan ini agar segera diterapkan sebelum Petani merasakan resah, dengan harga yang dipermainkan dengan pengusaha, jika Bulog tidak bisa toleransi, sementara hutang ada kiri kanan, terpaksa nanti ujung-ujungnya kita demo.” Pungkasnya