Asoasiasi Penangkar Benih Padi Merauke terkendala pendistribusian benih padi untuk penyerapan setiap musim, sehingga dianggap menyengsarakan para petani Meruake yang fokus sebagai peangkar benih padi.
- PLN Beri Kado Akhir Tahun, Promo Biaya Tambah Daya Hanya Rp270 Ribuan
- Gabungan 3 Kota di Papua, Terjadi Inflasi Pada Mei 2022 Sebesar 0,69 %
- Inflasi Bulan Juli 2024 Papua Barat Daya Turun 0,25 Persen
Baca Juga
Kendala yang dialami adalah terkait dengan keterlambatan pendaaan yang selama ini dilaksanakan oleh Balai Benih Kabupaten Merauke. Padahal untuk benih padi di kejar oleh masa kadaluarsa benih padi.
Hal tersebut disampaikan lsngusng oleh Ketua Asosiasi Penangkar Benih Padi Kabupaten Merauke, Aceng Sumarlin kepada awak media di sela sela kegiatan peresmian Bengkel Alsintan dan Alat Pengering Padi SP3 Merauke. Minggu (27/2).
Padal menurut Aceng untuk bisa menjual bibit padi mereka padi mereka kepada pemerintah, harus melalui berbagai tahapan yang sangat ketat, bahkan menurutnya kurang dari 1% dari ketentuan yang telah di tetapkan saja benih padi mereka akan ditolak atau dicancel.
"Jadi selama ini dari dinas terkait beli benih di kami, tapi dari pendanaannya kadang kita terlambat begitu, kadnag kita dusuruh jemur berulang-ulang ternyata kan tidak lolos jugakan, karena masa durmasi terus kadaluarsanya sudah lewatkan, padahal contoh macam musim sekarang kan kita tanah, seharusnyakan terserap dimusim depan, kadang tertunda satu musim gitukan." Ucap Aceng
Sehingga ia berharap agar dana tersebut dapat diberikan kepada Asosiasi, mereka dapat mengetahui kuota Kabupaten Merauke berapa banyak, dan dapat disalurkan dengan lebih baik kepada para pembenih.
Wawancara selengkapnya bisa cek di video pada deskripsi.
- Kondisi Realisasi APBN Sampai 29 Februari 2024 khusus di Papua Barat Daya
- GABRIEL NDIKEN, PUTRA ASLI PAPUA ASAL SUKU MARIND YANG SUKSES JALANKAN BISNIS KULINER DI SEMARANG
- Transformasi Hijau di Kampung Seed Agung: PT ACP Gerakkan Pertanian Kopi Berkelanjutan