Gagal ke Liga 1, Skuat Sriwijaya FC 2021 Langsung Bubar Jalan

Presiden Sriwijaya FC Hendri Zainuddin (tengah) berbincang santai di sela-sela memantau pertandingan Sumsel Super League di lapangan panahan JSC, Jumat (24/12)/RMOLSumsel
Presiden Sriwijaya FC Hendri Zainuddin (tengah) berbincang santai di sela-sela memantau pertandingan Sumsel Super League di lapangan panahan JSC, Jumat (24/12)/RMOLSumsel

Kegagalan Sriwijaya FC menembus Liga 1 langsung diikuti dengan pembubaran tim. Tanpa ada acara perpisahan atau pelepasan, Nur Iskandar dkk bubar jalan usai melakoni laga terakhir babak 8 Besar kontra RANS Cilegon FC.


“Kita sudah saksikan bersama-sama bagaimana proses Sriwijaya FC harus terhenti di babak 8 Besar Liga 2 2021. Kita terhenti oleh klub-klub yang memang besar. Pencapaian sejauh ini juga sudah menjadi kebanggaan kita. Sebab langkah menuju ke semifinal itu kita hanya kalah satu kali, menang satu kali, dan satu kali seri. Tapi lawan lebih bagus lagi perolehan poinnya,” ujar Presiden Sriwijaya FC, Hendri Zainuddin (HZ), kepada Kantor Berita RMOLSumsel, Jumat (24/12).

HZ menegaskan, kegagalan Sriwijaya menembus semifinal yang membuat target promosi ke Liga 1 batal terwujud musim ini tentu akan menjadi evaluasi di manajemen.

“Kita semua tahu kelemahan-kelemahan yang ada di skuat musim ini dan akan kita perbaiki di musim 2022 agar ke depan lebih baik lagi,” ucap Ketua Umum KONI Sumsel ini.

HZ menerangkan, Rabu malam (22/12), manajer sudah mengajak seluruh pemain, pelatih, dan ofisial untuk berdiskusi mengenai langkah setelah tersingkir dari babak 8 Besar.

“Kesimpulannya tim tidak akan berkumpul di Palembang lagi. Sebab pemain dan pelatih sudah dua sampai tiga bulan terakhir tidak pulang ke rumahnya masing-masing," jelasnya.

"Selain itu kalaupun tim berkumpul di Palembang paling acaranya pelepasan baik dengan pengurus atau suporter. Tentu hal itu membutuhkan anggaran juga. Kalau tim harus ke Palembang paling tidak dibutuhkan dana sekitar Rp 100 juta lagi. Belum lagi ditambah ongkos kepulangan pemain ke masing-masing daerah yang memakan ongkos lagi,” beber HZ.

Itulah yang menjadi alasan kenapa skuat Sriwijaya FC langsung bubar jalan usai melakoni terakhir babak 8 Besar di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi.

“Tapi kalau dilepas dari Jakarta kan enak. Kayak Suandi, Hari Habrian kan domisilinya di Tangerang jadi enggak perlu tiket pesawat lagi. Itu menjadi pertimbangan kita untuk melepas pemain di Bekasi usai pertandingan terakhir kemarin,” imbuhnya.

Menurut HZ, sebelum melepas tim tentu sudah disepakati bersama perpisahan tersebut dengan baik-baik. Subtansinya adalah perjuangan selama ini bersama-sama untuk saling mengikhlaskan jika ada salah perbuatan dan lain-lain.

“Jika masih ada (kewajiban) yang belum diselesaikan manajemen tentu akan diselesaikan. Tinggal waktu yang akan kita bicarakan. Semua sudah selesai. Datang baik-baik, berpisah juga baik-baik. Jadi intinya tim 2021 sudah dibubarkan,” tutup HZ.