Kendalikan Harga Pasar Domestik, India Batasi Ekspor Beras

Pekerja pertanian menanam bibit padi di sebuah ladang di pinggiran Ahmedabad, India/Net
Pekerja pertanian menanam bibit padi di sebuah ladang di pinggiran Ahmedabad, India/Net

Pemerintah India telah melarang ekspor beberapa jenis biji-bijian termasuk beras untuk mengendalikan harga pasar domestik di tengah perubahan cuaca di negara itu.


Kementerian Urusan Konsumen, Pangan, dan Distribusi Publik India mengkonfirmasi keputusan pemerintah dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam (20/7) waktu setempat.

"Langkah tersebut memastikan ketersediaan yang memadai dan menghilangkan kenaikan harga di pasar domestik," kata Kementerian, seperti dikutip dari Taipei Times.

Hujan deras di bagian utara India selama beberapa minggu terakhir telah merusak tanaman yang baru ditanam di negara bagian termasuk Punjab dan Haryana, dan banyak petani harus menanam kembali.

Sawah di negara bagian utara telah terendam selama lebih dari seminggu, menghancurkan bibit yang baru ditanam, dan memaksa petani menunggu air surut agar mereka dapat menanam kembali.

Di negara-negara penghasil padi utama lainnya, petani telah menyiapkan pembibitan padi, tetapi tidak dapat memindahkan bibit karena curah hujan yang tidak memadai.

Menurut firma analitik data Gro Intelligence, India menyumbang lebih dari 40 persen dari semua pengiriman beras global, sehingga keputusan itu dapat berisiko memperburuk kerawanan pangan di negara-negara yang sangat bergantung pada impor beras.

"Negara-negara yang diperkirakan terkena larangan tersebut termasuk negara-negara Afrika, Turki, Suriah dan Pakistan, semuanya sudah berjuang dengan inflasi harga pangan yang tinggi," kata perusahaan itu.

Kementerian dalam keterangan Kamis malam juga mengatakan bahwa permintaan global ekspor beras putih non-basmati India telah melonjak 35 persen tahun-ke-tahun pada kuartal kedua.

Kenaikan itu terjadi bahkan setelah pemerintah melarang pengapalan beras pecah belah dan mengenakan pajak ekspor 20 persen untuk beras putih pada September tahun lalu.

India mengekspor 10,3 juta ton beras putih non-basmati tahun lalu. Analis senior Rabobank Oscar Tjakra mengatakan pemasok alternatif tidak memiliki kapasitas cadangan untuk mengisi kekurangan tersebut.

“Biasanya pengekspor utama adalah Thailand, Vietnam, dan sampai batas tertentu Pakistan dan AS,” kata Tjakra.

“Mereka tidak akan memiliki persediaan beras yang cukup untuk menggantikan ini," ujarnya.

Dia juga menambahkan, bahwa pembatalan Moskow atas kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang melindungi ekspor Ukraina telah menyebabkan harga gandum merangkak naik.

“Jelas ini akan menambah inflasi di seluruh dunia karena beras bisa digunakan sebagai pengganti gandum,” ujarnya.

Direktur riset lembaga pemeringkat Crisil, Pushan Sharma memahami keputusan pelarangan ekspor beras India.

"Harga beras di India naik 14 hingga 15 persen dalam setahun hingga Maret dan pemerintah dengan jelas memandang ini sebagai garis merah dari sudut pandang ketahanan pangan dan inflasi domestik," katanya.]R]