Masyarakat Okaba Bangga, Romanus Mbaraka Datang Langsung Resmikan Puskesmas Di Distrik Okaba

Bupati Kabupaten Merauke saat memberikan sambutan dihadapan masyarakat Okaba. Jumat (8/7)
Bupati Kabupaten Merauke saat memberikan sambutan dihadapan masyarakat Okaba. Jumat (8/7)

Bupati Kabupaten Merauke Romanus Mbaraka tiba di Distrik Okaba Kabupaten Merauke, tujuannya untuk meresmikan secara langsung Puskesmas dan menerima sebidang tanah puskesmas yang diberikan secara sukarela oleh masyarakat adat. Jumat (8/7)


Pemberian sebidang tanah adat diwarnai dengan ritual Bunuh Babi dengan cara dipukul kepalanya sebagai bentuk pelepasan tanah adat kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke. 

Sesi Penyerahan berlangsung hikmad dengan pemberian sampel tanah secara simbolik dan tongkat pemukul Babi dari perwakilan masyarakat pemilik tanah adat Ferdinandus Gebze kepada Bupati Merauke. 

"Kami memberikan tanah ini secara sukarela dengan penuh keikhlasan untuk Puskesmas Okaba, dan bila ada yang mempermasalahkan terkait status tanah ini di kemudian hari, kami siap untuk bertanggung jawab dan terlibat secara langsung dalam proses penyelesaian. " Ujar Ferdinandus selaku pemilik Tanah. 

Acara juga dilanjutkan dengan pemotongan pita dan juga pemotongan nasi tumpeng oleh Bupati Kabupaten Merauke Romanus Mbaraka sebagai tanda telah selesainya pembangunan puskesmas Okaba dan telah dapat digunakan untuk melayani masyarakat. 

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Merauke dalam sambutanya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Tuhan, Leluhur dan masyarakat adat atas kesediaannya membantu pembangunan di Kabupaten Merauke. 

Disisi lain Bupati Merauke juga merasa terkesan karena melalui peresmian puskesmas ini, ia akhirnya dapat kembali mengunjungi distrik Okaba, yang mana kunjungan ini merupakan kunjungan pertamanya ke wilayah distrik semenjak dilantik sebagai Bupati Kabupaten Merauke periode 2021-2024.

"Terima Kasih kepada Tuhan, Leluhur, dan Masyarakat Adat, pemilik ulayat dan kita semua, satu kesan bagi saya karena ini merupakan distrik yang paling pertama saya kunjungi, saya sudah pernah bilang kalau saya akan kembali ke Okaba, dan Okaba menjadi tempat pertama yang saya kunjungi semenjak saya dilantik." Ujar Bupati Merauke Romanus Mbaraka.

Dalam kunjungan ini Bupati Romanus juga memberikan sebanyak tiga pesan kepada masyarakat Okaba. 

Pertama ia meminta kepada masyarakat Okaba untuk mendukung semua kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan distrik Okaba, dan berharap agar semua permasalahan yang terjadi dapat disampaikan langsung kepada dirinya. 

"Saya minta pertama, kamu dukung semua kegiatan yang akan dilakukan disini, kalau ada apa-apa dapat langsung berhubungan dengan saya, karena semua pekerjaan APBD yang dilakukan disini harus lewat saya." Ujarnya. 

Yang kedua dirinya juga meminta agar masyarakat Oakaba dapat membuka hati, karena dirinya ingin dengan sungguh-sungguh membenahi Distrik Okaba agar terlihat lebih baik. 

"Saya betul-betul mau bangun tempat ini, karena itu saya harap kalian buka hati untuk terima semua kegiatan yang ada, kamu harus dukung." Pinta Romanus Mbaraka. 

Dan yang ketiga Bupati Merauke Romanus Mbaraka juga berpesan kepada Masyarakat Okaba agar tidak lagi menjual tanah untuk perorangan, sebab dirinya akan segera membangun Distrik Okaba sehingga sudah pasti akan sangat banyak orang yang ingin membeli tanah strategis di wilayah Okaba, khususnya di sekitar pinggir jalan. Sehingga agar orang asli Papua dapat menikmati manfaat dari pembangunan tersebut maka dirinyapun menyarankan agar masyarakat tidak lagi menjual tanah adat, khususnya untuk kepentingan perorangan. 

"Mulai hari ini berhenti jual tanah untuk perorangan, karena sekarang orang sudah mulai pasang telinga ini Romanus mau buat apa di Okaba, begitu mereka dengar ini jalanan mau bagus pasti mereka sudah bawa pinang, tembako, dan dorang bawa uang sedikit untuk ambil tanah dipinggir jalan." Tegasnya.

Lanjut Romanus menjelaskan terkait kondisi yang terjadi pada wilayah sekitar Kuper dan Tanah Miring, yang mana pada saat ini sepanjang jalan sudah tidak ada lagi tanah yang dimiliki oleh masyarakat Papua, khususnya masyarakat Marind. Hal tersebut terjadi karena masyarakat disana gemar menjual tanah yang mereka miliki.