Menteri Sosial Dinilai RASIS Kepada Papua, PP GMKI: Risma Harus Minta Maaf

Nias Felix Pusop salah satu fungsionaris PP GMKI yang berasal dari Papua
Nias Felix Pusop salah satu fungsionaris PP GMKI yang berasal dari Papua

Menyikapi pernyataan berbau Rasis Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau yang kerap disapa Risma, Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) angkat bicara. 


Menurut Nias Felix Pusop salah satu fungsionaris PP GMKI yang berasal dari Papua, pernyataan yang dikeluarkan mantan Walikota Surabaya tersebut ibarat menuangkan bensin ke dalam api, pasalnya situasi Papua yang saat ini sedang panas menjelang penetapan Rancangan Undang Undang (RUU) Otonomi Khusus Papua dan pelabelan teroris bagi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

“Saya rasa ibu risma selaku pejabat tinggi negara harus cerdas dalam mengeluarkan pernyataan dan paham situasi politik di Papua saat ini, statement beliau itu ibarat menuangkan bensin ke dalam api dan sangat menyakiti hati Orang Asli Papua (OAP) apalagi ini sementara RUU OTSUS mau ditetapkan dan masih ada pihak-pihak yang belum menerima Revisi RUU OTSUS itu, ditambah lagi pelabelan teroris buat KKB beberapa waktu lalu yang sangat menyakiti hati OAP”, terang Felix Pusop.

Selanjutnya pemuda kelahiran Yahukimo, Papua tersebut meminta kepada Mensos Risma untuk segera meminta maaf secara terbuka bagi masyarakat Papua dan menarik pernyataannya yang seolah mengatakan Papua adalah tempat buangan bagi para ASN yang bermasalah.

“Papua bukan tanah kosong apalagi tempat buangan ASN bermasalah, ibu Risma segera minta maaf secara terbuka bagi masyarakat Papua karena Papua itu bukan tempat ASN bermasalah yang bisa seenaknya di pindahkan kesana” Lanjutnya.

Felix menilai narasi tersebut bisa berkembang menjadi kerusuhan di Papua seperti yang pernah terjadi pada tahun 2018 setelah sejumlah ORMAS reaksioner dan oknum aparat mengeluarkan pernyataan berbau rasis di asrama Papua Surabaya.

Mensos Risma sebelumnya memarahi para ASN di Balai Wyata Guna, Kota Bandung, Jawa Barat. Risma mengancam akan memindahkan mereka ke Papua dengan alasan tidak bekerja dengan baik. Pernyataan ini kemudian dinilai berbau RASIS oleh masyarakat hingga topik tentang Papua dan nama Risma berada di deretan atas trending topik yang dibahas dalam sosial media. Tutupnya.