NasDem Merauke Berpolemik, Sejumlah Tokoh Marind Adakan Konferensi Pers, Berikut Pernyataannya

Beberapa tokoh penting Marind lakukan konferensi pers terkait klarifikasi terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh beberapa tokoh pemuda Marind tentang polemik partai NasDem pada, Selasa (7/7) lalu sekaligus memberikan himbauan yang baik kepada seluruh masyarakat Merauke.


Tokoh-tokoh yang hadir tersebut yakni, Ignasius Ndiken (Ketua LMA Kabupaten Merauke), Harry Ndiken (Sesepuh Pemuda Marind), Hengki Ndiken (Tokoh Masyarakat Marind Imbuti), H. Waros Gebze (Tokoh Muslim Marind).

Leo Mahuze (Tokoh Masyakat Marind), Fransiskus Tito Kapisa (Koordinator Forum Kandidat Merauke Baru), Tinus Mokai Ndiken (Tokoh Masyarakat Adat Marind) dan Gerry Mahuze (Tokoh Adat Marind).

Dalam jumpa pers yang dilakukan di Cafe Rooftof pada, Rabu (8/7) tersebut, tokoh-tokoh ini bergantian menyampaikan klarifikasi maupun masukan dan harapan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Merauke.

Poin penting yang telah disepakati bersama dalam Konferensi Pers yang dipimpin Harry Ndiken tersebut adalah, pergantian Struktur DPD Partai NasDem merupakan mekanisme internal partai. Masyarakat diminta tidak mudah terpancing.

"Pergantian itu melalui mekanisme partai, kita tidak bisa intervensi itu karena partai punya pertimbangan sendiri," ucap Harry Ndiken.

Selain itu, para tokoh ini juga menekankan bahwa tanah Marind merupakan tanah yang diberkati leluhur. Leluhur tanah Marind membuka diri untuk semua orang hidup dan tinggal di tanah ini.

Budaya tersebut sudah dipraktekkan dari dulu hingga sekarang dengan motto Izakod Bekai Izakod Kai yang artinya satu hati satu tujuan.

Sehingga, para tokoh tersebut menghimbau agar masyarakat tidak berasumsi yang tidak baik, bahwa masyarakat harus menghargai mekanisme partai maupun Undang undang yang berlaku di negara Republik Indonesia.

Semua warga negara memiliki hak yang sama sehinga tidak boleh membedakan mana Marind dan mana pendatang. Semua berbuat untuk kebaikan tanah ini.

Terkait pergantian Ketua DPD NasDem yang dinilai kurang etis dan bentuk pelecehan terhadap marga Gebze, H. Waros Gebze mengungkapan bahwa dirinya juga bermarga Gebze namun tidak merasakan hal itu.

Sebab menurutnya, itu bukan masalah adat yang menciderai adat Marind namun persoalan politik di internal partai NasDem.

"Saya juga marga Gebze, saya tidak rasakan itu. Karena itu bukan masalah adat. Kalau itu masalah adat kita selesaikan secara adat juga cuman kan ini masalah lain di internal partai," begitu ungkapnya.

Dalam kesempatan itu pula, para tokoh tersebut berharap kepada seluruh komponen masyarakat yang ada di Kabupaten Merauke agar memasuki pesta politik handaklah dihadapi dengan cara yang santun dan bermartabat.

Merauke menjadi istana damai dan istana cinta kasih jangan sampai dirusak karena kepentingan politik segelintir orang.

"Mari berhenti berpolemik kita duduk bersama-sama, siapa pun yang terpilih kita hargai karena dia akan menjadi pemimpin di negeri ini oleh sebab itu jangan buat sesuatu yang mengakibatkan perpecahan antara kita Marind dengan Marind sendiri," kata Hengky Ndiken.

Penyampaian terakhir oleh LMA Kabupaten Merauke, Ignasius Ndiken bahwa orang Marind harus satu suara sehingga perubahan itu benar-benar ada. Jangan sampai Marind dengan Marind justru saling menyerang.

"Mari adik-adik kita tidak usah ribut masalah ini. Saya mau bicara banyak tapi takut salah, saya sudah pikir terlalu jauh masalah ini.

"Saudara-saudara Marind mungkin bisa dengar suara saya ini, saya di LMA masih punya tugas berat yaitu mempersatukan orang Marind.

"Kalau itu sudah terjadi maka sukses semua di tanah ini asal maju sama-sama," ucapnya dengan penuh harap dan bijak.