Deklarasi Ikatan Alumni Ansor untuk Kepentingan Politik Praktis, PW GP Ansor Papua Menolak dan Mengecam

Ketua PW GP Ansor Papua, Gazali Husin Renngiwur
Ketua PW GP Ansor Papua, Gazali Husin Renngiwur

Ketua PW GP Provinsi Papua menegaskan sikapnya terhadap maraknya broadcast tentang undangan deklarasi Ikatan Alumni GP Ansor di Surabaya, Jumat 17 Juni 2022 mendatang.


"Kami secara tegas menyampaikan disini bahwa kami menolak dan mengecam adanya manuver politik praktis yang mengatasnamakan GP Ansor dengan membentuk Ikatan Alumni," Ujar Ketua PW GP Ansor Papua, Gazali Husin Renngiwur keterangan diterima Kantor Berita RMOLPAPUA, Selasa (14/6).

Selanjutnya Gazali mengingatkan pihak-pihak yang ingin mendeklarasikan ikatan alumni tersebut dan pihak manapun diluar GP Ansor agar tidak  mengusik organisasi ini sebab itu akan sia-sia semata, saat ini hanya GP Ansor merupakan organisasi kepemudaan tersolid di negeri ini, doktrin satu komando dibawah kepemimpinan saat ini terhujam dalam sanubari kader dari Sabang sampai Merauke dari ibu kota hingga ke pelosok negeri ini. Jadi percuma bagi siapapun diluar Ansor yang ingin menyambungkan nadinya di organisasi ini sebab itu tidak ada tempat baginya.

Deklarasi yang akan dilakukan ini tujuannya hanya untuk politik praktis sebab kita tahu akhir tahun ini sudah ada sudut politik menuju pilpres 2024, akhir tahun ini akan ada deklarasi para calon presiden dan deklarasi alumni Ansor ini bertujuan untuk memfasilitasi kepentingan tersebut. 

Dengan adanya deklarasi alumni Ansor tersebut memperlihatkan bahwa mereka tidak memiliki pemahaman yang baik terkait GP Ansor itu sendiri, sebab jenjang kaderisasi dan pengabdian pada Banom-banom di Nahdlatul Ulama (NU) termasuk GP Ansor itu tidak terputus, ini berjenjang hingga kader tersebut mengabdi pada rumah besarnya yaitu NU kelak, jadi d Ansor apalagi Banser tidak mengenal alumni.

"Di Ansor dan Banser tidak kenal adanya istilah ikatan alumni atau purna tugas, karena setelah selesai kaderisasi GP Ansor maka akan melanjutkan pengabdian kepada jam'iyyah NU, bangsa dan negara," ungkap Ketua Ansor Papua.

 Ia juga mengatakan, sistem kaderisasi dan rekam administrasi yang terkoneksi di NU dengan Banom-banom saat ini adalah bukti bahwa pengabdian seorang kader di itu tidak mengenal kata alumni.

Ini adalah pekerjaan pihak-pihak di luar organisasi yang tidak mengenal Jam'iyyah ini tujuan mereka hanya untuk kepentingan sesaat. 

NU dan GP Ansor saat ini seksi dan ingin diperebutkan, namun sayang dan perlu saya ingatkan sekali lagi, nadi yang membawa syahwat politik praktis dan kepentingan jangka pendek  tidak punya tempat baik di GP Ansor apalagi di NU. Sekarang kami berbeda !