Pangan Lokal Sebagai Antisipasi Krisis Pangan Global di Merauke

Josefina Irinai Kewimijai
Josefina Irinai Kewimijai

Yosefina Iriani Kewamijai saat ini sering dinobatkan sebagai Srikandi Papua Selatan atas berbagai kepecayaan dan tanggungbjawab yang diberikan padanya.


Adapun saat ini ia di nobatkan Pendamping Petani Milenial Kabupaten Merauke dan Juga Pendamping Petani Andalan, serta Nomine Duta Young Ambasasor Kementrian Pertanian Pemerintah Republik Indonesia Asal Papua Selatan, Tahun 2022.

Yosefina yang Salah satu Tokoh Pertanian Nasional asal Merauke, Provinsi Papua Selatan ini megatakakan bahwa dirinya melihat perkembangan Pertanian di Indonesia Timur, khususnya di Kabupaten Merauke sangat berkembang pesat, selama dua tahun terakhir ini.

Hal tersebut ditandai dengan adanya upaya dari pemeritah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat, yang secara konsisten memberikan berbagai pelatihan pertanian, dan wirausaha pertanian mulai dari daerah pedalaman hingga ke daerah perkotaan.

Menurutnya pelatihan pertanian dan wirasusaha pertanian tersebut semakin gencar dilakukan oleh pemerintah pasca dunia mengalami ancaman wabah dunia Covid-19 yang juga berdampak pada perekonomian masyarakat dunia, tidak terkecuali masyarakat Asli Papua yang tetap harus berjuag melalui badai pandemi dengan upaya mempertahankan perekonomian keluarga.

Dijelaskan oleh Yosefina bahwa selama Pandemi masyarakat Asli Papua banyak yang bertahan hidup dengan mengelola hasil perkebunan, bahkan hal tersebut terus dilakukan sampai dengan setelah Pandemi Covid-19 berlangsung dan menjadi menu utama untuk mempertahankan keluarga.

Menurutnya upaya-upaya tersebut sangat membantu pemerintah daerah untuk puluh lebih cepat dengan terpenuhinya bahan pangan empat sehat lima sempurna pada masyarakat lokal Papua.

Para petani muda di Papua maupun di Papua Barat bersatu membantu pemerintah mendukung program kementrian pertanian yaitu program 1000 Petani Milenial Orang Asli Papua dan 1000 UMKM Wirausaha Pertanian Indonesia khususnya di wilayah Papua dan Papua Barat.

Hal yang sama juga di kakukan oleh para petani muda di Kabupaten Merauke dengan membuka lahan-lahan baru untuk di tanami komuditas lokal sebagai atisipasi pangan global, yaitu milenial dengan inovasi pangan lokal.

Dijelaskan oleh Yosefina bahwa pangan lokal sangat penting untuk ketahan pangan dan polanlonsumsi pangan terutama saat menghadapi tantangan yang dapat mempengaruhi ketersediaan pangan.

Menurutnya dalam mempertahankan pangan lokal diperlukan teknologi bahan pangan lokal menggunakan teknologi lokal yang sudah dilakukan sejak dahulu, seperti pembakaran, pemanggangan l, pengukusan penggorengan, fermentasi dan pengeringan dengan sinarmatahari.

“contohnya seperti ubi bakar, pisang goreng, dan tape yang bisa do olah lagi menjadi olahan lainnya gitu. Ujarnya.

Lanjut dijelaskan bahwa juga dibutuhkan teknologi olah minimal, seperti pembuatan tepung sagu, tepung singkong, tepung tapioka, tepung sagu, tepung terigu, telung gandum.

Berikutnya yaitu teknologi pengelolaan lanjutan, teknologi ini digunakan unntuk makanan setengah jadi seperti mie sagu, mie tepung tapioka, pasta kreasi baru dan berbagai kreasi baru seperti kue borwnis sagu, makanan kering bahan dasar teoung sagu, dan tepung tapioka, serta tepung beras.

Yang mana menurut Yosephina kesemuanya ini telah dilakukan oleh para pemuda Papua Barat dimana mereka melakukannya dibawah pendampingan dari Pubangtan Manokwari.

Sementara untuk Merauke terdapat beberapa kelompok wirausaha muda pertanian yang mana mereka sudah bisa mebgelola hasil-hasil pertanian.

Sehingga saat ini yang kami alami adalah kebangkitan Petani Orang Asli Papua yang timbul dari pelatihan-pelatihan kewirausahaan yang telah dilakukan oleh kementrian pertanian yang membuat mereka menjadi paham bagaimana caranya mengelola lahan-lahan tidur menjadi lahan profuktif, mulai dari produksi, panen, pacakging hingga pemasaran.

Sehingga hal tersebut dapat membantu masyarakat Asli Papua untuk mempertahankan perekonomian keluarganya. Untuk di Merauke sendiri, saat ini makanan pokok sagu telah di olah menjadi berbagai macam sajian kuliner oleh anak-anak asli Papua.

Bahkan memproduksi dan membuat tepung sagu, yang dapat menjadi olahan turunan yang berguna dipasaran.