PSSI Dinilai Melukai Hati Pendukung Persipura Jayapura

Pedukung Setua  Persipura Jayapura
Pedukung Setua Persipura Jayapura

Pendukung setia Persipura menanggapi pernyataan PSSI di website resminya tertulis "92 Tahun PSSI dan Ancaman Buruk Hoaks," pada Selasa 19 April 2022.


Pernyataan itu dinilai sangat melukai hati masyarakat Papua yang saat ini sementara melayangkan gugatan terhadap PSSI atas kasus sepakbola gajah ke pengadilan.

Para pendukung Persipura menilai PSSI sedang menunjukkan kebencian terhadap tim kebanggaan mereka.

"Diduga PSSI menyindir Persipura Jayapura melalui tulisan saat Ulang Tahun PSSI Ke 92, tulisan PSSI itu justru menggambarkan sebuah sikap yang jauh dari usia 92 Tahun, tulisan itu seperti seorang bocah yang sedang ngambek karena sebuah tuduhan," tegas Ketua Black Danger Community (BDC) Yansen Kareth dalam pers rilisnya, Rabu (21/4) di Jayapura.

Menurut Yansen tulisan tersebut tidak muncul begitu saja namun sebagai sindiran untuk tim kebanggaannya.

"Kenapa PSSI sibuk membantah tudingan atau kepalsuan yang mereka sangka? Kalau memang tidak terlibat atau bukan salah PSSI kenapa harus kebakaran jenggot? ko Kenapa resah dan gelisah? Masa federasi cengeng? Terus anggota mau memohon kemana kalau federasinya justru mengeluh dan curhat ke media? Harusnya kan bisa dipanggil dan selesaikan masalahnya," ujarnya.

Dia menegaskan, PSSI seharusnya menjadi rumah bagi seluruh club yang bernaung dibawahnya.

"Kenapa kami bilang curhat tidak jelas, coba PSSI atau siapa saja di federasi tunjukkan bukti pernyataan Persipura menuduh PSSI karena degradasi. Ayo dimana ada pernyataan tuduhan itu. Kalau tidak bisa dibuktikan, publik akan tahu siapa yang mainkan dagelan dan playing victim (seakan-akan dia korban), ungkap Yansen.

Atas gugatan hukum Persipura Yansen menjelaskan seharusnya PSSI merespon secara baik atas dugaan pelanggaran tersebut.

"Dilaporkan ke Badan yudisial federasi untuk diinvestigasi, kan itu jalur yang benar, harusnya PSSI senang karena klub ikuti jalurnya, kok malah reseh," ujarnya.

Bahkan Yansen mengatakan jika langkah yang ditempuh Persipura sebaiknya dipanggil dan diarahkan oleh PSSI

"Kalau tidak ada ya, PSSI yang sebar HOAX.

Kalau betul ada, ya PSSI panggil Persipura dan adili, gampang to, Kan ada aturan, Silahkan lakukan, jangan mau manuver di media, itu bukan tugas federasi," bebernya.

Sementara itu gabungan masyarakat peduli tim Mutiara Hitam menyampaikan 7 poin pernyataan sikapnya ;

1. Pencapaian 4 Bintang oleh tim mutiara Hitam Persipura Jayapura itu murni perjuangan dengan bekerja keras, keringat dan air bukan karena belas kasihan atau sepak bola gajah atau bantuan dari perangkat pertandingan;

2. Mendukung upaya hukum yang dilakukan oleh tim kuasa hukum Dr Pither Ell dkk di PN Jakarta Pusat demi mendapatkan keadilan serta tuntutan dari Cinta Persipura oleh Bung Yulianus Dwaa dkk di PSSI dalam rangka Komdis PSSI lakukan investigasi dugaan sepak bola gajah pada laga Persib VS Barito Putra tersebut; 

3. Mengutuk keras terhadap oknum pemain Brasil yang turut serta merusak wajah sepak bola di tanah air secara nyata, karena dengan hal tersebut telah mengganggu psikis pada para pemain-pemain lokal terutama para pemain muda Persipura untuk berkembang dalam dunia sepak bola;

4. Mendesak kepada para pemain-pemain Papua yang memperkuat tim-tim peserta BRI Liga 1 untuk bergabung ke Tim Persipura dalam rangka persiapan menuju liga Australia atau pasifik;

5. PSSI sebagai induk sepak bola dalam negri segera turun tangan dengan melakukan investigasi sepak bola gajah demi kemajuan sepak bola di dalam negri yang bebas dari hal-hal yang merusak kemajuan sepak bola dalam negeri dan pihak-pihak yang terlibat diproses hukum sesuai aturan yang berlaku di negara ini;

6. Kami fans Persipura akan lakukan demo besar-besaran jika PSSI tetap mengijinkan kepada BLI melaksanakan kompetisi BRI liga1 di tahun 2022 sebelum nasib Persipura ditentukan melalui upaya hokum yang dilakukan di PN Jakarta.

7. Mengutuk keras upaya politisasi sepak bola terhadap tim Persipura Jayapura yang sangat terstruktur, sistematis dan massif (TSM) oleh oknum-oknum yang dengan sengaja mengendalikan perangkat pertandingan agar tim Persipura masuk di zona degradasi.

(RT)