Merauke, Januari 2024 – PT Global Papua Abadi (GPA) mengambil langkah strategis dengan melaksanakan kegiatan pemetaan partisipatif di wilayah Hak Guna Usaha (HGU) yang terletak di Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap transparansi dan partisipasi aktif masyarakat adat yang memiliki hak ulayat di area tersebut.
- Konsultasi Publik ke-3 Program Environmental Conservation and Community Development Program (ECCDP) Sukses Diselenggarakan
- HUT ke-78 Persit KCK, Kodim Boven Digoel Gandeng RSUD Gelar Baksos Donor Darah
- Kuota Haji Indonesia Tahun 2023 Sebanyak 221 Ribu Jemaah Serta Tidak Ada batasan Usia Lagi
Baca Juga
Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada Januari 2024 ini, GPA melibatkan perwakilan masyarakat adat dari berbagai kampung dan dusun, termasuk Baad, Wapeko, Salor Kampung, Tambat, Kalidoi, Sermayam, Senayu, dan Jegbob. Pendekatan partisipatif ini tidak hanya bertujuan untuk memastikan kejelasan dan keterbukaan terkait pengelolaan lahan, tetapi juga untuk memperkuat hubungan antara perusahaan dan komunitas lokal.
Kegiatan pemetaan ini didampingi langsung oleh Asisten SSL dan Surveyor PT Global Papua Abadi, Ikrar Bakti, yang menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen GPA terhadap transparansi dalam pengelolaan sumber daya alam. “Kami ingin memastikan bahwa masyarakat adat memiliki pemahaman yang jelas mengenai luasan hak ulayat mereka yang akan dikelola oleh perusahaan, serta bagaimana pengelolaan tersebut dilakukan dengan prinsip keberlanjutan,” ujar Ikrar Bakti.
Pendekatan pemetaan partisipatif ini menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa investasi besar yang dilakukan di sektor pertanian, khususnya di bidang tebu dan bioetanol, berjalan dengan seimbang antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. GPA memahami bahwa keberhasilan proyek-proyek agrikultur skala besar tidak hanya ditentukan oleh faktor finansial dan teknis, tetapi juga oleh dukungan dan partisipasi aktif masyarakat lokal yang memiliki keterikatan historis dan kultural dengan tanah tersebut.
Merauke, yang dikenal sebagai salah satu daerah utama dalam proyek food estate nasional, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertanian dan energi terbarukan di kawasan timur Indonesia. Pengembangan perkebunan tebu oleh GPA di wilayah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi gula nasional, tetapi juga berkontribusi pada diversifikasi energi melalui produksi bioetanol, yang saat ini menjadi sorotan utama dalam transisi energi hijau di Indonesia.
Dalam konteks ini, keterlibatan masyarakat adat melalui pemetaan partisipatif menjadi krusial untuk menjaga keseimbangan antara investasi, keberlanjutan lingkungan, dan kepentingan sosial. Pengelolaan lahan HGU dengan pendekatan yang menghormati hak-hak adat dan mempertimbangkan aspek lingkungan diharapkan mampu menciptakan model pengembangan agrikultur yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
PT Global Papua Abadi terus berupaya menjaga keseimbangan ini, dengan memastikan bahwa pengembangan industri berbasis tebu dan bioetanol di Merauke tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan dan negara, tetapi juga bagi masyarakat lokal yang terlibat dalam pengelolaan lahan dan sumber daya alam.
Kegiatan pemetaan ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana investasi sektor agrikultur dapat berjalan harmonis dengan pemberdayaan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan, sebuah pendekatan yang kini semakin penting dalam setiap pengambilan keputusan investasi besar di Indonesia.
- Aksi Sosial Pelari Baik Untuk Anak-anak Asli Papua di Kota Merauke
- Hari Ke 4 Pasca Banjir KKMB Tetap Berbagi, Yusran: Jangan Lihat Dari Banyaknya
- TSE GROUP HADIRKAN BAKTI SOSIAL KESEHATAN DI KAMPUNG SELIL