Dengan total 364 rumah yang dibangun dan diperbaiki sejak 2022 hingga 2024, program ini tidak hanya memberikan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat, tetapi juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam menangani permasalahan hunian yang ada di daerah tersebut.
Program ini dibiayai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Otonomi Khusus (Otsus), yang menandakan keterlibatan pemerintah pusat dalam mendukung pembangunan di wilayah terpencil. Selain itu, penyambungan instalasi meteran listrik bagi 1.879 pelanggan adalah bentuk upaya pemerintah untuk memastikan bahwa masyarakat di Mappi dapat menikmati akses listrik yang layak.
Namun, tantangan tetap ada. Seperti di banyak wilayah lainnya, pelaksanaan proyek seperti ini seringkali menghadapi hambatan dalam hal distribusi dan pengelolaan sumber daya. Meskipun demikian, Dr. Gomar berusaha memastikan bahwa setiap program yang dicanangkan dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
Salah satu penerima manfaat, Valentinus Yabak, memberikan pandangannya, “Pemerintah telah memberikan kami harapan baru dengan rumah ini. Ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi simbol dari perhatian pemerintah terhadap kami.” Hal ini menunjukkan bahwa program bedah rumah tidak hanya berdampak pada fisik hunian, tetapi juga pada psikologis masyarakat penerima manfaat.
Program ini diharapkan dapat berkelanjutan dan memberikan inspirasi bagi program-program serupa di wilayah lain di Indonesia.