Asisten I Setda Membuka Sosialisasi Teknis POPM Filarisasi di Boven Digoel

Boven Digoel, Papua Selatan - Pada hari Rabu (31/7/24) Asisten I Setda Boven Digoel, dr. Viviana Maharani Pradotokoesoemo, MM, mewakili Bupati Boven Digoel, membuka kegiatan "Advokasi dan Sosialisasi Persiapan Teknis Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis Regimen Tiga Obat IDA (Ivermectin, DEC, Albendazole)" yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Boven Digoel. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan didukung oleh Program USAID ACT IEAST.


Filariasis, atau penyakit kaki gajah, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria dan menyerang sistem limfe tubuh. Penyakit ini dapat menimbulkan pembengkakan yang signifikan dan cacat seumur hidup, serta mempengaruhi produktivitas kerja dan menambah beban ekonomi bagi keluarga dan negara. Berdasarkan data Departemen Kesehatan dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, biaya perawatan tahunan untuk penderita filariasis mencapai 17,8% dari pengeluaran keluarga atau 32,3% dari biaya makan keluarga.

"Program ini penting untuk mengedukasi masyarakat tentang filariasis dan strategi pengobatan yang tepat. Dengan adanya sosialisasi dan advokasi, kita berharap bisa lebih efektif dalam menurunkan angka kesakitan filariasis di Boven Digoel," ujar dr. Viviana Maharani Pradotokoesoemo dalam sambutannya.

Sejak tahun 1997, World Health Assembly telah menetapkan resolusi untuk eliminasi filariasis, yang kemudian diperkuat oleh WHO pada tahun 2000 dengan target eliminasi global pada tahun 2020. Meski demikian, Kabupaten Boven Digoel mengalami kendala dalam upaya ini. Hasil Transmission Assessment Survey (TAS) 2 yang dilaksanakan pada Oktober 2019 menunjukkan masih adanya kasus positif microfilariasis, sehingga mengharuskan dilakukan langkah-langkah tambahan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Boven Digoel telah melakukan berbagai upaya, termasuk pemberian obat pencegahan massal (POPM) dengan regimen tiga obat IDA. Kegiatan advokasi dan sosialisasi ini bertujuan untuk mempersiapkan teknis pelaksanaan POPM dan memastikan bahwa program ini berjalan dengan baik di lapangan.

"Dengan pengawasan langsung terhadap pelaksanaan POPM, kita berharap dapat meningkatkan cakupan dan efektivitas pengobatan, sehingga masyarakat Boven Digoel dapat hidup bebas dari filariasis," tambah dr. Viviana.

Kegiatan ini menandai langkah penting dalam usaha bersama untuk mencapai eliminasi filariasis di Kabupaten Boven Digoel dan di seluruh Indonesia.