Balita 1 Tahun Wafat, Implementasi Otsus Gagal Untuk Kesehatan OAP

Wafatnya Jonas Eramuri balita usia 1 tahun menambah daftar panjang gagalnya implementasi dana otonomi khusus (otsus) di tanah Papua.


Almarhumah Jonas yang menderita demam hingga kejang-kejang akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Dr. J.P Wanane Sorong, ruangan nuri yang di rawat karena kebaikan perawat di ruangan tersebut 

“ Rest In Peace, ananda Jonas Eramuri, anak Papua yang meninggal di era dana Otsus,” tulis Anggota DPRD Kota Sorong, Syafrudin Sabonama, di laman Facebooknya. 

Selama dalam proses pengobatan, Almarhum di rawat tanpa biaya BPJS. Setelah beberapa hari di rawat orang tua almarhum yang kerja serabutan mengurus BPJS untuk kelangsungan pengobatan anaknya. 

“ BPJS nya kemarin sudah kami urus tinggal diaktifkan, tapi Tuhan berkehendak lain. Ananda Jonas tidak punya BPJS, bukan orang tuanya tidak mau urus, tapi kehidupan mereka yang penuh kekurangan membuat mereka harus fokus untuk mencari sesuap nasi demi kelanjutan hidup mereka,” kata dia 

DKI Jakarta, tulis Sabonama mampu melindungi 98 persen rakyatnya, maka Gubernur Papua Barat harusnya dengan kewenangan Otsus mampu membuat kebijakan. “ Bahwa SEMUA ORANG ASLI PAPUA saat tiba di RS harus dilindungi TANPA SYARAT dengan fasilitas kesehatan yang representatif,” kata dia

Kabupaten dan Kota, Kata Sabonama sudah melakukan itu, meski dengan strategi yang berbeda beda, namun tujuannya satu, rakyat dilindungi. 

“ Maka Gubernur harus menggabungkan semua dengan kebijakan yang lebih progresif bahwa semua OAP di Papua Barat di RS mana saja di Papua Barat harus dilayani dan dirawat gratis tanpa syarat,” kata dia

“ Sibuk kesana kemari resmikan ini itu, buka acara ini itu, hadiri undangan ini itu, harusnya menjadi momen bisa lebih peka melihat penderitaan rakyat, bukan datang hadir untuk menjaga elektabilitas,” tambah dia 

Ananda sayang, Sabonama mendoakan almarhumah, Tuhan menjadikanmu martir untuk kebaikan bagi saudara saudaramu lainnya yang kini masih dalam 

UU otsus lagi direvisi dan konsultasi lagi jalan. Kata Sabonama tidak ada isu pendidikan gratis dan kesehatan gratis tanpa syarat bagi minimal Orang Asli Papua yg diangkat secara terbuka.

Untuk kedua kalinya, ungkap Sabonama anak Papua yang meninggal karena tidak punya BPJS dan tertangani namun secara mandiri bayarnya.

“ Anaknya sdh meninggal, orang tuanya skrg pusing karena harus membayar tunggakan RS sebesar 2 juta rupiah,” kata dia 

Ini seperti gunung es, dipermukaan nampak kecil tapi dibawah yg tak terlihat banyak.

“ Harapan semoga ada kebijakan strategis yang diambil pemprov Papua Barat karena isu kesehatan kadang lintas RS kabupaten dan kota,” kata dia.