Brand Q'tong Pu Kopi, Resmi Diluncurkan Komunitas Anak Jalanan 

Gerobak Kopi Komunitas  Anak Jalanan Siap Beroperasi di Berapa Yitik di Kota Jayapura
Gerobak Kopi Komunitas Anak Jalanan Siap Beroperasi di Berapa Yitik di Kota Jayapura

Peluncuran perdana gerobak kopi "Q'tong Pu Kopi" salah satu brand milik Komunitas anak jalanan jantung kota Jayapura bertempat di Eks pasar Ampera, Kota Jayapura, Rabu (7/7).


Komunitas anak jalanan ini terdiri dari anak-anak yang kerap hidup di jalanan dengan penuh kejahatan. Ada yang pernah menggeluti dunia PSK, Narkoba, Aibon, mencuri dan kejahatan lainnya.

Namun mereka berhasil dibina dalam suatu komunitas anak-anak jalanan yang mau berusaha mandiri dengan berjualan kopi gerobak.

"Selaku pembina komunitas anak jalanan jantung kota Jayapura, Pdt. Naomi Selan mengaku Kami sangat bersyukur launching kami bisa dilihat oleh warga Jayapura "Qitong Pu Kopi" branded kami sendiri," Imbuhnya

Ada berapa titik yang mereka tempati berjualan nantinya diantaranya : 1. Angkringan Paldam 2. Angkringan di kantor Walikota Jayapura 3. Angkringan Eks Terminal Lama 4. Angkringan Taman Mesran 5. Angkringan samping Mall Jayapura 6. Angkringan parkiran motor Sagu Indah Plaza.

Penawaran harga pun terbilang cukup merakyat dengan rasa kopinya yang tak kalah enaknya seperti Kafe-kafe pada umumnya.

Pdt Naomi sendiri membina mereka bukan hanya dari sisi ekonomi namun anak-anak jalanan ini dibentuk dari sisi kerohaniannya juga, sehingga dia menaruh harapan besar kepada mereka.

"Saya berharap anak-anak saya bisa menjadi duta kopi Papua dengan cita rasa yang luar biasa disajikan dengan cara manual dengan cita rasa kafe," imbuhnya.

Pekerja Kliyon (34) asal Kabupaten Sarmi kampung Yamna mengatakan hal ini membawa motivasi untuknya sehingga ingin merubah anak-anak yang sering miras, Isap Lem Aibon untuk bergabung.

"Jagan kita jalan mencuri dan isap lem Aibon, mari kita aktif jualan agar kedepannya lebih bagus lagi," ucapnya.

Ia mengaku hanya melihat orang lain membuat kopi sehingga ia sangat tertarik hingga memutuskan untuk mencobanya.

"Awalnya saya tidak tau memegang alat pembuat kopi, saya hanya membantu dorong-dorong grobak saja. Saya hanya memperhatikan sampai saya bisa," ungkap Kilion.

Sementara itu, Elis Manggaprouw sala satu pekerja kopi asal biak mengajak teman-temannya agar bisa seperti dirinya yang mau berusaha dengan cara berjualan kopi.

"Teman-teman yang lain bisa seperti tong juga, mau berusaha supaya kedepannya lebih baik lagi," ujarnya