Dukung Pengelolaan Pariwisata Oleh Masyarakat Marind, Ketua DPRD Merauke Inisiasi RDP dengan Dinas Pariwisata dan HIPMI

Ketua DPRD Kabupaten MErauke saatn memipin Rapat Dengar Pendapat
Ketua DPRD Kabupaten MErauke saatn memipin Rapat Dengar Pendapat

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke Drs. Ir. Benjamin Izaac Rudolf Latumahina (Benny Latumahina) memimpin kegiatan Rapat dengar Pendapat (RDP) Pimpinan dan DPRD Kabupaten Merauke bersama Kepala Dinas dan Kabid Destinasi Pariwisata Kabupaten Merauke, Ketua Pengurus Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) Merauke, dan tim pengelola Kelompok Pengenmbang Ekowisata (KPE) Mahuze Mandiri yang dipimpin secara langsung oleh saudara Agustinus Mahuze.


Dalam penyampaiannya Ketua DPRD Kabupaten Merauke menyampaikan bahwa dirinya berinisiasi menggelar RDP ini setelah  mendapatkan penyampaian secara lisan dari Saudara Agustinus Mahuze tentang keberadaan KPE Mahuze mandiri yang secara mandiri telah mengelola dan melakukan pemberdayaan terhadap potensi pariwisata yang berada di taman nasional wasur Kabupaten Merauke.

Dirinya berharap dengan bertemunya antara HIPMI, Dinas Pariwisata dan Kelompok KPE Mahuze Mandiri akan dapat membantu dan memberikan solusi bagi kelompok KPE Mahuze mandiri sehingga dapat lebih berkembang dan terutama dalam kesiapan menyambut kedatangan para atlet yang akan bertanding pada event Pekan Olahraga nasional XX Papua 2021 pada bulan oktober mendatang.

“Kita inginkan dalam PON ini mungkin teman-teman KPE Mahuze Mandiri yang saat ini mengelolah taman nasional Wasur sudah bisa terakomodir, karena kita yakin ini dengan persiapan 6 klaster yang datang walaupun kita lihat persiapan belum maksimal namun agenda tersebut sudah ditetapkan secara nasional, hingga nanti yang datang dari seluruh Indonesia ke Merauke ini bisa kita arahkan kesana.” Ujar ketua DPRD Kabupaten Merauke Benny Latumahina. Selasa (15/6).

Dalam kesempatan yang sama Agustinus Mahuze menyampaikan bahwa KPE Mahuze Mandiri didasarkan pada nilai-nilai kearifan lokal yang berbicara tentang peran perempuan, sehingga dalam pengelolaan Ekowisata di taman Nasional Wasur lebih banyak dikelola oleh para kaum perempuan dalam proses pengelolaannya, yang mana konsep ini dalam bahasa Marori Menggey dinamakan dengan istilah “Nekeli” yang memiliki makna bahwa perempuan harus lebih diutamakan dalam tradisi orang Marori.

Lanjut dirinya mengatakan bahwa wilayah wasur yang saat ini dijadikan sebagai taman Nasional Wasur adalah bagian dari tanah ulayat Marga Mahuze, maka dengan hadirnya KPE Mahuze Mandiri membawa sebuah konsep besar bahwa kelak setiap anggota kelompok nantinya pada akhirnya akan punya kemandirian yang diperoleh dari hasil menjaga kelestarian lingkungan hidup hingga memiliki daya tarik dan potensi wisata yang akan menarik banyak wisatawan sehingga mampu menopang kemandirian ekonomi dari masyarakat adat setempat tanpa harus melakukan pengrusakan dan eksploitasi alam yang berada di taman nasional wasur.

“Jadi kami fokus utama itu disoal karcis, harga karcisnya masih sangat terjangkau yaitu sebesar Rp.5000 dan sementara masih didorong oleh pihak balai agar nantinya akan ada peningkatan.” Ujar Agustinus Mahuze.

Namun dirinya mengungkapkan bahwa dalam pengelolaan ekowisata di taman nasional wasur adalah perihal sarana dan prasarana dasar yang sampai saat ini masih menjadi persoalan, seperti misalnya toilet dan ketidak tersedianya air, yang menimbulkan permasalahan baru dalam persoalan sanitasi.

Selain permasalahan ketersediaan sarana dan prasarana, yang menjadi kendala berikutnya adalah terkait keterbatasan kemampuan setiap anggota kelompok, sehingga dibutuhkan adanya pelatihan untuk pengelolaan keuangan, dan pelatihan kapasitas organisasi. Dirinya juga berharap melalui RDP kali ini DPRD Kabupaten Merauke dapat mendorong kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk dapat melihat persoalan tersebut.

“Kami mendorong agar dapat dilakukan upaya peningkatan kapasitas, terutama untuk para perempuan, karena konsep yang kami dorong pada KPE Mahuze Mandiri itu lebih banyak diperankan pada perempuan.” Terangnya.

RDP tersebut juga langsung mendapatkan tanggapan dari ketua HIPMI Kabupaten Merauke Kurniawan Tommy Siriwa, S.H yang langsung menyanggupi akan membuatkan lapak tempat berjualan untuk para KPE Mahuze Mandiri dan bersama-sama dengan HIPMI Merauke akan membantu melakukan pelatihan terkait pengelolaan dan manajemen keuangan.

Sejalan dengan itu pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Merauke juga mendukung kehadiran dari KPE Mahuze Mandiri, namun pihak Dinas Pariwisata masih terbatas secara penganggaran untuk melakukan pembangunan yang bersifat sarana dan prasarana di daerah Taman Nasional Wasur.