Gambaran Seleksi CAT di Mappi: Harapan di Tengah Kerja Keras

Penjabat Bupati Mappi, Michael Roney Gomar, S.STP, M.Si, berfoto bersama para peserta seleksi Computer Assisted Test (CAT) yang terdiri dari 449 Tenaga Honorer Kategori II dan Tenaga Kontrak Daerah di SMK Negeri 1 Obaa. Seleksi ini berlangsung dari tanggal 29 hingga 31 Januari 2024, dihadiri juga oleh sejumlah pejabat daerah, aparat TNI, dan Polri.
Penjabat Bupati Mappi, Michael Roney Gomar, S.STP, M.Si, berfoto bersama para peserta seleksi Computer Assisted Test (CAT) yang terdiri dari 449 Tenaga Honorer Kategori II dan Tenaga Kontrak Daerah di SMK Negeri 1 Obaa. Seleksi ini berlangsung dari tanggal 29 hingga 31 Januari 2024, dihadiri juga oleh sejumlah pejabat daerah, aparat TNI, dan Polri.

Udara pagi yang segar menyambut para peserta seleksi di halaman SMK Negeri 1 Obaa, Kabupaten Mappi. Di sana, suasana penuh semangat dan harapan tampak jelas terlihat di wajah para peserta. Sebanyak 449 tenaga honorer dan kontrak daerah berkumpul, mengenakan seragam sederhana namun penuh makna.


Bangunan sekolah yang biasanya dipenuhi oleh siswa, kali ini berubah menjadi tempat penting bagi mereka yang sudah lama menunggu kesempatan ini. Di salah satu ruangan, Penjabat Bupati Mappi, Michael Roney Gomar, berdiri dengan sikap penuh wibawa, siap membuka acara seleksi ini secara resmi. Di sisinya, terlihat beberapa pejabat tinggi, termasuk Kepala Kantor Wilayah IX Badan Kepegawaian Negara (BKN), Sekda, Wakapolres, dan Kasdim 1704.

"Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras, mulai dari tahun 2021 hingga hari ini," kata Gomar dengan suara yang lantang namun penuh kehangatan. Tangannya sedikit terangkat, seolah menegaskan bahwa setiap kata yang diucapkannya penuh dengan rasa syukur.

Setelah sambutan usai, para peserta mulai bergerak ke ruang ujian. Di ruangan tersebut, mereka akan dihadapkan pada komputer yang sudah disiapkan dengan soal-soal ujian. Dalam keheningan, setiap peserta menatap layar komputer dengan serius, jari-jarinya mulai mengetik jawaban satu per satu. Di luar ruangan, tampak wajah-wajah cemas dari beberapa peserta lain yang sedang menunggu giliran mereka.

Di antara mereka, seorang ibu paruh baya bernama Yuliana tersenyum tipis. Ia sudah bekerja sebagai tenaga kontrak daerah selama 14 tahun. "Saya harap ini adalah jalan untuk mendapatkan status yang lebih baik, agar bisa lebih membantu keluarga," katanya sambil menatap jauh ke arah sekolah.