Jika memang tidak bersalah dan bisa membuktikannya di hadapan tim penyidik, Gubernur Papua Lukas Enembe (LE) seharusnya tidak takut penuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jika terus memilih mangkir, jutru memperkuat dugaan publik bahwa ada sesuatu yang disembunyikan.
- Danpasmar 3 Hadiri Upacara Pelepasan Jenazah Almarhum Prajurit Yonif 133/YS
- Benny Latumahina Desak Menlu RI Untuk Serius Tangani Kasus 13 Nelayan Merauke yang Ditahan di PNG
- Tersangka Pencabulan Anak Dibawah Umur di limpahkan Ke JPU Dengan Ancaman Penjara 15 Tahun
Baca Juga
Kalaupun Lukas benar-benar sakit, kata Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI) Saiful Anam, di KPK sudah ada dokter-dokter profesional yang berpengalaman dan track record-nya dapat dipertanggungjawabkan.
"Dengan tidak hadir dan bahkan banyak aksi-aksi dukungan yang tidak berdasar justru semakin memperburuk keadaan," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (28/9).
"Kalau merasa tidak bersalah buktikan, bukan malah dengan segala alasan digunakan," imbuhnya.
Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini menilai, mudah bagi Luka jika ingin citranya taat kepada hukum tetap terjaga. Caranya cukup dengan datang penuhi panggilan KPK.
"Dengan semakin menunda-nunda kedatangan Lukas, maka semakin memperkuat dugaan publik bahwa ada sesuatu hal yang disembunyikan dari Lukas selama ini," pungkas Saiful.
- Ratusan Warga Kampung Koya Koso Mendatangi Polsek Abepura Meminta Pelaku Pembunuhan Segera di Usut Tuntas
- Usai Jalani Pemeriksaan 2 Jam, KPK Bawa Lukas Enembe ke RSPAD
- Mengedarkan Dan Konsumsi Sendiri, Dua Remaja Berstatus Pelajar Diamankan Polisi