Omicron Melonjak, Jokowi Minta Karantina Diperkuat dan Tak Ada Lagi Celah Suap

Presiden Joko Widodo/net
Presiden Joko Widodo/net

Ancaman virus Covid-19 varian Omicron membuat ketar-ketir Presiden Joko Widodo di awal tahun baru 2022.


Pasalnya, per 1 Januari kemarin jumlah kasus Omicron sudah 136 kasus atau melonjak dua kali lipat dari 29 Desember yang sebanyak 68 kasus.

"Oleh sebab itu saya ingin ingatkan kembali langkah-langkah yang harus kita lakukan, utamanya mengenai persiapan fasilitas-fasilitas kesehatan yang kita miliki, baik pusat maupun daerah," ujar Jokowi dalam Rapat Terbatas Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (3/1).

Jokowi mengaku mendapat laporan pagi tadi mengenai perkembangan sebaran varian Omicron yang sudah menginfeksi masyarakat di dalam negeri atau disebut local transmision.

"Saya mendapat informasi bahwa sudah terjadi transmisi lokal kasus Omicron, sehingga prosedur mitigasi harus betul-betul kita siapkan," katanya.dikutio dari Kantor Berita RMOL,Senin (3/1).

Memasuki tahun baru 2022 ini, Jokowi ingin pada bulan Januari seluruh sektor ekonomi sudah bergerak dengan aktivitas-aktivitasnya, utamanya sektor-sektor yang besar yaitu seperti pendidikan dan perkantoran.

Maka dari itu, Jokowi memerintahkan jajaran kementerian/lembaga terkait untuk mempersiapkan langkah pencegahan secara maksimal.

Yang paling penting, Jokowi tidak mau melihat lagi ada kejadian suap terhadap petugas karantina Covid-19, sepeti yang terjadi beberapa waktu yang dilakukan public figure Rachel Vennya dengan memberikan Rp 40 Juta kepada petugas.

"Saya minta betul-betul utamanya yang berkaitan dengan Omicron ini adalah karantina bagi yang datang dari luar negeri. Jangan ada lagi dispensasi-dispensasi, apalagi yang bayar-bayar itu kejadian lagi," tandasnya.