Pembangunan Kebun Sawit Koperasi Iska Bekai Dimulai Dengan Pembuatan Jalan Untuk Memperlancar Akses dan Mobilitas Masyarakat

Ilustrasi Sawit. Sumber : Net
Ilustrasi Sawit. Sumber : Net

Merauke, 01 Agustus 2024 – Koperasi Iska Bekai bulan ini memulai pembangunan kebun sawit masyarakat di Kampung Salam Epe dan Nakias, Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke.


Sebagai langkah awal, proses pembangunan kebun sawit  dimulai dengan pembuatan jalan yang menghubungkan akses masyarakat dari area kebun ke kampung sekitar.

Menurut Abraham E. Yolmen, Ketua Koperasi Iska Bekai bahwa jalan yang dibangun mengikuti batas HGU koperasi sebelah selatan, yang mana sebelumnya Bupati Merauke, Romanus Mbaraka telah memberikan dukungan tertulis pembangunan akses jalan ini secara bertahap dengan memperhatikan peraturan yang berlaku.

“Ini juga sesuai dengan usulan dari kepala kampung Nakias, Salam Epe dan Tega Epe, yang meminta dibangun akses jalan penghubung yang tujuannya untuk memperlancar akses dan mobilitas masyarakat. Selain itu juga dapat menekan biaya transportasi yang selama ini bergantung pada transportasi sungai." Jelasnya.

Permintaan serupa juga disampaikan oleh masyarakat Kampung Banam Epe dan Salam Epe, yang juga telah diketahui oleh Pemerintah Distrik Ngguti dengan tembusan Bupati Merauke dan dinas terkait seperti Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Merauke, Dinas Pertanian Kabupaten Merauke, dan Dinas PUPR Kabupaten Merauke.

Lanjut dijelaskan bahwa untuk menindaklanjuti usulan ini, pengurus koperasi telah mengeluarkan surat tugas ke PT Ike Sejahtera Abadi (ISA) selaku kontraktor untuk membangun pembuatan jalan penghubung  dengan mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku.

Diketahui bahwa Koperasi Iska Bekai merupakan koperasi mandiri berbasis hak ulayat masyarakat adat, yang mana koperasi ini didirikan pada 13 Februari 2016 dan dibulan ini mengumumkan akan memulai pembangunan kebun sawit berbasis masyarakat adat pada area Hak Guna Usaha (HGU) seluas 5.627,33 hektar.

“Tahap pertama, kami akan membangun dulu 1.000 hektar." Katanya.

Sebagai lembaga usaha mandiri, Koperasi serba usaha Iska Bekai telah mengelola manajemen keuangan dan manajemen sumber daya manusia secara mandiri, sehingga pembangunan kebun sawit ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan usaha koperasi dan kesejahteraan anggota serta masyarakat sekitar area kebun sawit, terutama masyarakat di empat kampung di Distrik Ngguti, yaitu Salam Epe, Nakias, Taga Epe, dan Ihalik.

Sebelumnya, pada saat pertemuan dengan media pertengahan Juli lalu, perwakilan dinas dari Pemerintah Kabupaten Merauke dan Provinsi Papua Selatan telah menyatakan dukungan pada upaya dari Koperasi Iska Bekai dalam pembangunan kebun sawit secara mandiri ini.

“Kami turut mendukung capaian ini karena ini merupakan sebuah perkembangan yang baik. Harapan kami dari pemerintah agar Koperasi Iska Bekai bisa menerapkan praktek perkebunan yang baik, dan semoga usaha koperasi ini bisa berjalan lancar dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.” Meriana S.Sp dalam sambutannya mewakili Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Merauke.


Sedangkan, Yuri Reba yang merupakan Kepala Bidang Perencanaan, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Selatan mengatakan bahwa lahan yang akan digunakan untuk pembangunan kebun sawit oleh Koperasi Iska Bekai ini sudah sesuai dengan peruntukkannya dan mendapat dukungan juga dari Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Merauke, Miftakhul Azizah.

“Kami harapkan Koperasi Iska Bekai dapat mewujudkan manfaat bagi masyarakat sekitar, khususnya masyarakat dari 17 marga di Distrik Ngguti yang menjadi anggota koperasi." Ujarnya.

Edward Ginting, manajer dari PT Tritama Lestari, perusahaan pendamping Koperasi Iska Bekai dalam pembangunan kebun sawit mengatakan, kebun sawit ini akan dikerjakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip perkebunan berkelanjutan (sustainability) dan tata kelola yang baik (good governance). Diantaranya komitmen untuk melestarikan hutan bernilai konservasi tinggi (NKT) melalui perlindungan pada area keramat, daerah rawa-rawa/lahan basah, sepadan sungai, sumber mata air, dan sumber kehidupan penting lainnya bagi masyarakat sekitar.

“Termasuk dengan pembangunan akses jalan ini, sesuai dengan usulan kepala kampung setempat, tokoh masyarakat dan dukungan Bapak Bupati Merauke." Demikian.