Pengamat: Pendekatan Humanis Jokowi Mampu Redam Konflik di Papua

Presiden Joko Widodo/Net
Presiden Joko Widodo/Net

Pendekatan humanis dan mengedepankan kesejahteraan bagi masyarakat yang dilakukan Presiden Joko Widodo berpengaruh positif pada upaya meredam konflik yang ada di Tanah Papua.


Hal itu diungkapkan dalam diskusi bertajuk "Mendorong Pembangunan Berkelanjutan untuk Kemajuan Papua", yang diadakan anak muda asal Papua yang tergabung dalam Eksponen Muda Papua (EMP) wilayah Malang, Jawa Timur.

"Semua sudah tahu bahwa Papua adalah daerah yang selama ini terkenal dengan gejolak konfliknya. Namun dengan pendekatan humanis Pak Jokowi, konflik bisa dikendalikan dengan baik," ujar pengamat kebijakan publik Sutriyadi dalam keterangannya, Selasa (11/10).

Kata Sutriyadi, kebijakan Jokowi yang mengedepankan pembangunan sumber daya manusia (SDM) hingga infrastruktur di Papua mampu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua. Hal itu juga yang mempengaruhi naiknya tingkat kenyamanan dan keamanan masyarakat Papua. 

"Harapan kita tentu apa kebijakan Jokowi yang terbukti bermanfaat bagi masyarakat Papua dapat diteruskan oleh pemimpin-pemimpin berikutnya," katanya. 

Kebijakan Jokowi yang mampu melakukan pembangunan yang pesat di Papua diakui juga oleh pengamat ekonomi politik yang juga aktivis Papua, Nendy Gire. 

Nendy menjelaskan, akselerasi pembangunan infrastruktur di era Jokowi dinilai berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini dikarenakan infrastruktur yang dibangun membuat perekonomian masyarakat semakin bergeliat.

Infrastruktur, kata dia, yang memadai dapat mengurangi waktu tempuh perjalanan sehingga mempercepat jalur logistik.

Menurutnya, kesejahteraan dan kemampuan mengendalikan konflik yang dilakukan Jokowi itu membuatnya menjadi salah satu kepala negara Indonesia yang paling banyak disukai masyarakat di Bumi Cenderawasih.
"Bagi kami warga Papua, Pak Jokowi adalah sosok yang berhasil memberikan rasa keamanan dan kenyamanan melalui pendekatan kemanusian terhadap permasalahan konflik yang mengakar di Papua," demikian Nendy.