Tidak Bisa dengan Jilat Kekuasaan, Usul Pemilu Ditunda Bikin PKB-PAN Dibenci Pemilihnya

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi/Net
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi/Net

Pernyataan Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mengusulkan agar Pemilu 2024 diundur dianggap sebagai langkah bunuh diri.


Pandangan itu disampaikan oleh Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (1/3).

Dalam pandangan Muslim, sikap Cak Imin dan Zulhas bisa dimaknai secara politik sebagai sikap putus asa.

"Cara Cak Imin dan Zulhas yang usulkan penundaan Pemilu 2024 itu sebagai langkah bunuh diri," ujar Muslim, dikutip dari Kantor Berita RMOL, Selasa (1/3).

Bahkan menurut Muslim, PKB dan PAN sebagai partai yang dipimpin oleh Cak Imin dan Zulhas akan mendapat citra sebagai partai anti konstitusi dan anti demokrasi. .

"Bahkan dicurigai usulan penundaan Pmilu itu akibat keputusasaan menghadapi Pemilu dan Pilpres dan itu membuat pemilihnya benci," kata Muslim.

Karena menurut Muslim, Pemilu dan Pilpres adalah hak konstitusional rakyat untuk menentukan wakil-wakilnya di legislatif dan eksekutif.

"Tidak bisa ditukar dengan cara-cara menjilat kekuasaan dengan usul penundaan Pemilu dengan membajak hak-hak konstitusional dan hak-hak demokrasi rakyat," pungkas Muslim.

Petinggi partai yang pertama bersuara soal penundaan Pemilu adalah Cak Imin. Di hadapan wartawan, Cak Imin yang juga wakil Ketua DPR RI ini beralasan bahwa ia mendapat masukan dari pengusaha dan pelaku UMKM perlu ada penundaan.

Ia mengaku khawatir Pemilu 2024 akan menganggu tren perbaikan ekonomi di Indonesia.

Usulan Cak Imin itu diiyakan oleh Zulhas selaku Ketua Umum DPP PAN. Argumentasi politiknya pun tak jauh beda dengan yang diutarakan Cak Imin.