Bupati Merauke Akui DOB PPS Diperjuangkan Dengan Harga Yang Mahal

Bupati Merauke, Drs Romanus Mbaraka beberapa hari terakhir menjadi perbincangan publik, lantaran benderanya pernyatanya dari beliau terkait dengan keterlibatannya dalam perubahan pasal pada UU Otsus yang melibatkan dirinya.


Hal tersebut terkuak pada potongan video live streaming yang dilakukan oleh pihak Humas Pemda Merauke yang memeperlihatkan Bupati Romanus sedang berpidato dihalaman kantor Bupati pada prosesi penyambutan disetujuinya RUU DOB Papua.

Pada video tersebut terlihat Bupati Romanus menceritakan bagaimana beratnya perjuagan untuk bisa merealisasika pembentukan DOB Provinsi Papua Selatan, dengan menerapkan berbagai strategi ke pemerintah pusat dan DPR RI.

Bahkan dalam pidatonya terdengar Bupati Romanus menyebutkan dua nama anggota DPR RI Dapil Papua, Yan P. Mandenas, dan Komaruddin Watubun yang juga terlibat dalam perjuangan pembentukan DOB Papua.

"Saya pergi ke Pak Yan Mandenas, saya ke pak Komaruddin, saya dekati semua yang ada di DPR, Bayarannya mahal, saya harus bisa meyakinkan untuk kewenangan Provinsi di tarik ke pemerintah pusat, tidak bisa hanya dengan persetujuan DPRP, MRP Bahkan Gubernur." Ujarnya dalam potongan video berdurasi 2 menit 30 detik itu.

Bahkan Bupati Romanus mengambarkan bagaikan beratnya perjuangan untuk memperjuangkan DOB Papua Selatan sampai merasa hampir semua di tubuhnya nyaris putus karena menguras seluruh energi yang ada dalam tubuh.

"Berdasarkan usulan kita yang sudah bertahun-tahun maka langsung kita di proses untuk jadi sebuah provinsi, tapi berjuang setengah mati, rasanya kayak urat mau putus-putus." Terangnya.

Pernyataan pada video tersebut sontak mengebohkan seluruh warga masyarakat, karena mendugga ada permainan uang di balik perubahan bahan UU Otsus jilid II dan pengesahan UU DOB Papua.

Menyikapi potongan videoyang beredar tersebut, Bupati Romanus langsun melakukan Konferensi Pers untung mengklarifikasi terkait penyataannya yang banyak disalah tafsirkan oleh masyarkat umum tersebut. Kamis (14/6)

Dirinya menjelaskan bahwa yang di maksudkan dengan bayaran mahal pada video tersebut adalah bahasa khiasan yang di maknai sebagai perjuangan luar biasa seluruh masyarakat yang berada di wilayah Selatan Papua selama 20 tahun untuk merealisasiakan terbentuknya DOB Provinsi Papua Selatan.

Dan biaya yang dileuarkan tidak sedikit untuk meperjuagan DOB Provinsi Papua Selatan. Ia menggambarkan bagaimana selama 20 tahun meyakinkan masyarakat untuk bisa saling bersinergi memperjuangkan terbentuknya DOB Papua Selatan.

Sehingga dirinya sangat menyayangkan atas ulah oknum yang secara sengaja menyebarkan potongan video yang berpotensi melahirkan kegaduhan di masyarakat.