Cara Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji Tingkatkan Ekonomi Suku Asmat Papua

AKBP Untung Sangaji saat melihat hasil kerajinan kancing batok dan pembuatan minyak kelapa Suku Asmat binaannya/ist
AKBP Untung Sangaji saat melihat hasil kerajinan kancing batok dan pembuatan minyak kelapa Suku Asmat binaannya/ist

Suku Asmat yang banyak tinggal di pegunungan Papua dan terkesan tertutup coba dihilangkan oleh Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji.


Mantan Kapolres Aceh yang dulu menembak mati teroris di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat pada 2016 yang lalu ini membuat pelatihan membuat minyak kelapa dan kerajinan unit dari batok kelapa.

Untung membina 21 perempuan pedalaman Asmat dan membaginya menjadi dua tim yakni pembuat minyak kelapa dan tim pembuat kancing unik batok kelapa sehingga keahliannya nanti akan diajarkan kembali kepada suku mereka.

“Kita berikan satu persiapan kepada mereka, manusia dan alat. Akhirnya kita latih, keren abis, ternyata anak ini tekun dan pintar sekali,” ungkap Untung kepada wartawan, Sabtu (23/1).

Untung mengatakan, hasil produksi minyak kelapa yang digeluti perempuan-perempuan Asmat itu makin hari semakin meningkat kualitasnya. Sebelum diberikan tanggung jawab mengelola home industri di pemukimannya masing-masing, mereka dilatih sebaik mungkin terlebih dahulu di tenda pelatihan home industri Polres Merauke sekaligus dalam tahap penilaian.

“Kita mau jadikan tim work home industri di kawasan mereka maka kita harus latih sebagus mungkin, sampai bagus akhirnya kita tetapkan. Sekarang buat minyak sudah bagus, muncul lagi keinginan dia yang lain bikin kancing baju. Baru latihan dasar juga sudah bagus membuat kancing. Jadi hari senin (pekan depan) mereka ujian,” terang pria penerima sertifikat dan penghargaan dari minister for Communications Singapore dan Under Ambrella and Mission Sacre of United Nations dan A.D.C.A.I.T Bangkok ini kepada awak media

Adapun ujian yang diberikan bagi puluhan perempuan Asmat tersebut tentang pekerjaannya mulai tata kelola, persiapan manusia dan barang, tata urut alat yang digunakan, perawatan alat-alat, pengemasan sampai pada pengumpulan barang-barang sisa dari pekerjaan itu baik minyak goreng maupun sisa-sisa batok kelapa.

Polisi berotot dan berbadan tegap ini saat melatih selalu mengajarkan bagaimana merapikan, menyiapkan sarana dan prasarana baik alat maupun manusia nya sebelum dan sesudah bekerja sehingga hasil pekerjaan makin bagus serta peralatan latihan bisa terpelihara dengan baik.

Selama dua minggu lebih dibina, sudah berhasil memproduksi minyak kelapa sebanyak 100 liter lebih. Kapolres sudah menyiapkan botol kemasan, sedangkan untuk lebel minyak kelapa disiapkan oleh mitra yakni BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Merauke. Tentu produksi minyak kelapa yang berkualitas akan dipasarkan.

“Kita akan berikan sertifikat kepada mereka yang sudah dilatih dan mahir baik laki-laki maupun perempuan, namun tidak semua. Tim pertama, orang-orang marind yang sudah kita latih, tinggal ujian saja karena kita hentikan saat berlangsung pilkada 9 Desember dan natal 2020. Kemudian, tim kedua yang sekarang ini mama-mama dan gadis Asmat,” demikian tandas putera Ambon itu.