Dalam Perayaan Natal IKEMAL, 6 Etnis Besar Maluku Berkumpul di GOR Hiad Sai Merauke 

Ikatan Keluarga Maluku (IKEMAL) Cabang Merauke menggelar kegiatan Natal Bersama di Gedung Olahraga (GOR) Hiad Sai Merauke. Jumat (7/1).


Kegiatan natal bersama kali ini dengan diselenggarakan dengan mengangkat tema besar nasional yaitu "Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakan persaudaraan", da juga dengan mengangkat Sub Tema: "Melalui Natal ini dipersatukan oleh Kristus sebagai saudara Pela Gadong di Bumi Animha".

Pada kegiatan natal bersama ini IKEMAL Merauke mengamanatkan Taufik Latarissa sebagai ketua Panitia, yang mana Taufik Latarisa merupakan perwakilan dari orang Maluku yang Beragama Muslim.

Hadir dalam acara ini, Bupati Kabupaten Merauke Romanus Mbaraka beserta istri, Wakil Bupati Kabupaten Merauke H. Riduwan, dan istri, ketua DPRD Kabupaten Merauke Benny Latumahina yang juga merupakan Ketua IKEMAL Cabang Merauke, Danlantamal XI, Danrem, dan Kapolres Merauke, serta Tokoh Sentral Masyarakat Papua Selatan Drs. Johanes Gluba Gebze, dan tokoh Pemuda Marind Fransiskus Ciwe.

Dalam sambutannya ketua DPRD Merauke yang juga sekaligus sebagai ketua IKEMAL Merauke Benny Latumahina menyampaikan rasa terima kasihnya dan rasa bersyuukurnya kepada Tuhan yang maha kuasa karena enam etnis besar dari Maluku yang berada di Kabupaten Merauke dapat berkumpul pada acara natal tersebut.

"Kita patut bersyukur karena kali ini kita keluarga Maluku dari enam etnis dapat berkumpul di Kabupaten Merauke, kita ini semua keluarga besar, sangat besar sehingga kita bukan Perahu tapi kita ini Kapal, Kapal Yang Besar!!." Seru Benny Latuhamia.

Ia menjelaskan bahwa pada acara natal bersama keluarga Maluku kali ini pihaknya sengaja meminta kepada perwakilan dari Umat Muslim untuk menjadi panitia, dan natinya pada acara Halal Bihalal nantinya akan menjadi ketua panitia adalah perwakilan dari umat kristiani, yang mana hal ini sengaja dilakukan untuk mempererat silaturahmi dan toleransi antar sesama orang Maluku di Kabupaten Merauke.

Untuk ketahui bahwa ini merupakan pertama kali dalam beberapa dekade untuk seluruh masyarakat Maluku dari enam etnis besar berkumpul bersama-sama dalam satu moment.

Acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan dansa dan goyang bersama oleh para hadirin yang hadirin dan muda mudi yang hadir.