Kamaruddin Simanjutak ternyata mendapati informasi yang publik belum banyak mengetahui. Kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J itu mengungkap ada salah saorang Direktur Utama (Dirut) pada BUMN yang mengelola duit sebesar Rp 300 triliun untuk keperluan Pemilihan Presiden (Pilpres).
- Tujuh Hari Terhitung Meninggal, Partai Pengusung Harus Segera Berikan Nama Pengganti
- Otniel Deda : MDF Mampu Menawarkan Konsep Visi Misi Pembangun Papua Kedepannya
- Resmi Maju, Kumar Serahkan Berkas Mendaftar Calon DPD RI Ke KPU Papua
Baca Juga
“Ada seorang mempersiapkan dana untuk capres 2024, jadi hati-hati memilih capres,” kata Kamaruddin, dalam video wawancara yang diunggah kanal Youtub Realita TV, Jumat (26/8).
Kamaruddin bahkan membeberkan strategi bagaimana seorang Dirut BUMN itu bekerja mengelola uang sebesar itu, yakni dengan memacari sebanyak-banyaknya wanita.
“Dalam rangka mempersiapkan capres ini, seorang dirut BUMN mengelola Rp300 triliun, disuruh atau atas inisiatif sendiri memacari berbagai wanita,” beber Kamaruddin, dilansir di kantor Berita RMOL, Sabtu (27/8).
Agar banyak wanita yang bisa dijadikan istri simpanan, dirut BUMN itu bahkan menikahinya sesuai dengan agama. Meskipun, ungkap Kamaruddin, Dirut BUMN itu beragama katolik ia mau menikahi wanita yang agamanya muslim bahkan hingga hindu dan budha.
“Ketemu muslim, dia muslim. Padahal dia Katolik. Ketemu Hindu, Hindu dia nikahnya. Ketemu Kristen, Kristen dia. Semua agama dilakonin,” jelanya.
“Kesannya nusantara banget gitu,” tambah Kamaruddin.
Istri simpanan yang berhasil dinikahinya itu ditempatkan di apartemen. Bahkan, ada yang menempati apartemen bintang 7.
“Wanita-wanita ini ditaro di apartemen, salah satunya di Jakarta Barat. Itu bintang 7 itu,” imbuhnya.
Modusnya, para istri simpanan itu diberikan uang untuk investasi. Dari investasi tersebut, dirut BUMN dan teman wanitanya mendapatkan cashback. Cashback adalah hadiah uang tunai yang diberikan oleh suatu perusahaan setelah seseorang melakukan pembelian barang atau jasa di perusahaan tersebut.
“Wanita-wanita ini dititipi uang dengan cara uang Rp300 triliun ini diinvestasikan, lalu ada cash back,” katanya.
“Cashback ini diinvestasikan sama perempuan-perempuan ini, yang tidak dinikahi secara resmi. Hanya secara gaib dinikahinya,” pungkas Kamaruddin.
- KONI Papua Gelar Ibadah Lepas Sambut Tahun Baru dan HPI Ke-167 tahun 2022 di Kota Jayapura
- Sindir BEM Nusantara yang Temui Wiranto, Rocky Gerung: Enggak Malu Pulang Bawa Amplop?
- AFU dan Piet Kasihiuw Daftar Pilgub Papua Barat Daya 2024