Radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik; paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; sikap ekstrem dalam aliran politik.
- Ramai-ramai Menghajar Firli Bahuri
- Ketum JMSI: Mudah Mengetahui Media Kredibel, Bisa Cari di Website Dewan Pers
- Menyikpai Surat Perintah Mendagri Tentang Pelaksa Harian (PLH) Gubernur Papua Dalam Meredam Kisruh Di Papua
Baca Juga
Paham radikalisme dikalangan umat beragama islam seringkali disamakan dengan paham keagamaan padahal berbeda konteks dan tujuan dari apa yang diajarkan islam, pencetus radikalisme lahir dari berbagai kontigensi, mulai dari permasalahan ekonomi, kondisi politik, ketidakadilan sosial dan hukum dan isu marjinal pada kehidupan masyarakat. Pola organisasi paham radikal bervariatif mulai dari gerakan moral ideologi hingga militan bergaya militer. Organisasi ini memiliki tujuannya, tetapi yang menjadi penyamaan tujuan adalah mengganti kekuasaan negara dengan cara menggulingkan pemerintahan dan politik yang sah.
Disisi lain hal nya dari gerakan radikalisme inilah menimbulkan kericuhan atau kegaduhan dalam suatu negara yang kita kenal dengan ekstrimisme. Keberadaan kelompok ekstremisme kekerasan dan individu-individu yang terafiliasi dengannya terlihat masih kokoh. Hal itu dibuktikan dengan terus terjadinya penangkapan para terduga teroris di berbagai tempat di Indonesia. Begitu pun dengan populisme islam merupakan buntut dari perang dingin terhadap tatanan sosial yang berlaku, serta kemerosotan terus-menerus demokrasi sosial di bawah berbagai tekanan dari globalisasi neoliberal yang tidak ada hentinya.
Populisme yang sedang berkembang di Indonesia berbeda dengan populisme pada umumnya. Islam merupakan pergerakan dengan latar belakang (level pendidikan dan kemapanan sosial) beragam yang menjadi aliansi multi kelas yang asimetris karena adanya persamaan dalam sentimen agama, mereka mengidentifikasi diri mereka sebagai umat (the ummah) menggantikan konsep the people yang kontra dengan elite sebagai respon atas kontradiksi sosial dalam pembangunan kapitalisme kontemporer.
Mobilisasi populisme Islam yang homogen ini sebagai bentuk aspirasi yang beragam atas ketidakpuasan "massa" yang meski berbeda tapi melawan "elite" tertentu.
Pemahaman semacam itu di perlukan agar dapat menjembatani kepentingan sosial yang beragam dan saling bertentangan. Beragam kepentingan yang berbeda-beda akan berbenturan hingga pada taraf tertentu saling menegasi. Maka oleh sebab itu pemahaman radikalisme, ekstrimisme dalam populis politik islam saling mempengaruhi satu dengan lainnya.
Penulis : Hadi Y. Sabuku
- Bukan Yunani Tetapi Singosari
- Pendidikan Merdeka Belajar dan Peran Pentingnya dalam Literasi Budaya
- Pencawapresan Gibran Bertentangan dengan Putusan MK No 141