- Kenapa Persipura Degradasi ??? Manajemen Klub Harus Memberikan Pertanggungjawaban Secara Profesional Kepada Publik Persipura.
- Haruskah HMI Bubar ( Renungan 74 Tahun HMI)
- Perjuangan Atas Nama Bomi Sai di Wilayah Marori
Baca Juga
Konsep Merdeka Belajar yang diusung oleh pemerintah melalui Kurikulum Merdeka menawarkan paradigma baru dalam pembelajaran di Indonesia. Filosofi Ki Hajar Dewantara yang menitikberatkan pada pengembangan potensi alami setiap siswa menjadi poin sentral dari pendekatan ini. Namun, perlu dicermati lebih lanjut bahwa Merdeka Belajar tidak hanya mencakup kebebasan dalam belajar, tetapi juga menyentuh aspek berbudaya yang tidak kalah penting.
Kurikulum Merdeka menawarkan proyek pembelajaran yang didasarkan pada Profil Pelajar Pancasila, menciptakan siswa yang tidak hanya berkompeten secara global, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral Pancasila yang kuat. Keenam ciri utama Profil Pelajar Pancasila, seperti beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, menjadi fondasi untuk membentuk karakter peserta didik.
Pentingnya Merdeka Belajar tidak hanya terletak pada pengembangan karakter, tetapi juga pada penyaluran minat dan bakat sejak dini. Peserta didik diajak untuk belajar dengan gembira, mencintai minat dan bakat yang dimiliki, tanpa tekanan eksternal yang berlebihan. Hal ini menciptakan ruang yang kondusif untuk pengembangan diri tanpa adanya intimidasi, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas pembelajaran.
Namun, Merdeka Belajar tidak hanya tentang kebebasan dalam ranah pendidikan formal, tetapi juga membawa implikasi positif dalam melestarikan budaya. Di era 4.0, di mana budaya semakin tergerus, Kurikulum Merdeka mengajak peserta didik untuk mengenal dan mencintai budaya mereka sendiri. Ini bukan hanya tugas peserta didik, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk melestarikan kearifan lokal nenek moyang.
Dalam konteks ini, Merdeka Belajar menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan peserta didik tentang pentingnya kebebasan berbudaya. Melalui pemahaman dan penghargaan terhadap budaya, peserta didik dapat membangun rasa kebanggaan terhadap identitas mereka sendiri, keluarga, bangsa, dan negara. Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya bukan hanya hak, tetapi juga keuntungan bagi setiap anak bangsa.
Dengan demikian, implementasi Merdeka Belajar tidak hanya merespon kebutuhan perkembangan individual peserta didik, tetapi juga menjadi motor penggerak dalam melestarikan dan menghargai keberagaman budaya Indonesia. Hal ini mendorong kita semua, tidak hanya peserta didik, untuk bersama-sama menjaga dan mengembangkan warisan budaya yang menjadi kebanggaan kita sebagai bangsa. Dengan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya, kita tidak hanya menciptakan generasi yang cerdas, tetapi juga penuh cinta akan kearifan lokal yang memperkaya bumi Nusantara.
Penulis adalah, Martha Loupatty yang saat inni merupakan Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan UNESA
- REKOGNISI ORANG ASLI PAPUA
- Mengelola Investasi Strategis di Papua Selatan: Antara Peluang Ekonomi dan Tantangan Lingkungan
- Ramai-ramai Menghajar Firli Bahuri