Protes pelarangan jilbab yang diberlakukan Kementerian Pendidikan India terus meluas. Reaksi keras pun terus bermunculan dari dunia internasional, termasuk Indonesia.
- Resmi Maju, Kumar Serahkan Berkas Mendaftar Calon DPD RI Ke KPU Papua
- Masa Pendaftaran Calon Legislatif Partai Hanura Papua di Perpanjangan Hingga Sepekan
- Pesan DPP KNPI Kepada AGW Saat Terpilih Kembali sebagai Ketua.
Baca Juga
"Kami mengutuk keras atas tindakan negara bagian di India sana yang melarang wanita muslimah berpakaian sesuai dengan keyakinan agamanya," tegas Ketua GNPF Ulama Binjai, Ustaz Sani Abdul Fatah, kepada Kantor Berita RMOLSumut, Senin (14/2).
Menurut Sani, sikap yang dikeluarkan Pemerintah India itu akan memancing reaksi dan sentimen agama di dunia internasional. Mengingat, selama ini, hubungan mesra di komunitas-komunitas warga keturunan Hindu India dan warga muslim sudah terjalin.
"Ini provokasi! Kami sampaikan kepada si presiden India itu, si Narendra Modi, bahwa warga negara Hindu India juga ada bertempat tinggal di negara-negara lain khususnya juga di Indonesia ini," kata Sani.
Sani berpendapat, tindakan pelarangan itu akan merusak upaya perdamaian dunia, di mana eskalasi kekerasan yang melibatkan dunia Islam di komunitas internasional beberapa tahun ini semakin menajam.
"Tindakan biadab mereka itu akan memicu konflik besar antaragama. Kebayang enggak kalau hal yang sama juga dilakukan oleh umat Islam di Indonesia dengan melarang nilai-nilai yang hidup di masyarakat keturunan India Hindu?" lanjut Sani.
Untuk itu, Sani mendesak agar Pemerintah India segera menghentikan kebijakan pelarangan menggunakan jilbab di lingkungan sekolah.
"Dunia sedang menunggu niat baik Pemerintah India untuk menghentikan potensi kerusuhan semakin luas," demikian Sani.
- Hadir di KTT ASEAN, Perdana Menteri Timor Leste Cium Tangan Iriana
- Rakornas Partai Hanura, Kenius Kogoya Sampaikan Strategi Pemenangan Pemilu 2024 untuk Papua
- Jenderal Dudung: Pengejaran Separatis Papua Kewenangan Panglima TNI, Bukan Saya