Mengupas Tantangan Pasca Pemekaran: Michael Gomar Sampaikan Suara Mappi di Forum Kemendagri

Ruang konferensi di Hotel Orchardz Jayakarta pada Jumat (8/3/2024) dipenuhi oleh para perwakilan pemerintah daerah yang datang dari berbagai penjuru Indonesia. Mereka duduk rapi, memperhatikan layar presentasi yang terpampang di depan ruangan. Suasana serius namun akrab terasa di antara para peserta. Di tengah ruangan, berdiri Penjabat Bupati Mappi, Michael R. Gomar, S.STP., M.Si, siap membagikan pengalaman dan tantangan yang dihadapi Kabupaten Mappi pasca menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB).


Michael mengenakan setelan formal dengan pin lambang daerah di dadanya. Wajahnya menunjukkan kesungguhan saat memulai presentasi. "Atas nama Pemerintah Kabupaten Mappi, kami sangat mengapresiasi kesempatan ini untuk berbagi," katanya. Ia kemudian menampilkan slide berisi data dan foto-foto perkembangan Mappi sejak pemekaran.

Para peserta tampak terpaku pada penjelasan Michael. Ia memaparkan bagaimana Kabupaten Mappi berusaha membangun dari keterbatasan, mulai dari infrastruktur hingga sumber daya manusia. "Salah satu tantangan terbesar kami adalah pengisian personil kepegawaian yang masih kurang," ujarnya sambil menunjukkan grafik kekurangan pegawai di berbagai sektor.

Suasana menjadi lebih intens saat Michael membahas masalah pengelolaan aset dan penegasan batas wilayah. "Masih ada ketidakjelasan dalam penyerahan aset dari daerah induk, dan ini mempengaruhi kinerja pemerintahan kami," keluhnya dengan nada serius.

Di sisi lain, ia juga menyoroti sisi positif dengan menampilkan beberapa proyek pembangunan yang berhasil dilakukan. Foto-foto pembangunan jalan, sekolah, dan pusat kesehatan terpampang di layar. "Meski banyak tantangan, kami tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat," tambahnya dengan senyum tipis.

Valentinus Sudarjanto Sumito, Direktur Ditjen OTDA Kemendagri, yang duduk di deretan depan, sesekali mengangguk tanda memahami. Ia kemudian memberikan tanggapan positif atas paparan Michael. "Apa yang disampaikan Pak Michael menjadi cerminan tantangan yang dihadapi banyak daerah pemekaran," ujarnya.

Setelah presentasi selesai, sesi diskusi dimulai. Beberapa peserta mengangkat tangan, mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman serupa di daerah mereka. Ruang konferensi berubah menjadi forum interaktif yang penuh dengan ide dan solusi.