TNI memastikan tidak ada penambahan pasukan pada operasi pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
- Bapak Samijan Jadi Pemilik Pertama Plat Nomor Wilayah Papua Selatan dengan Kode PS
- Rini Anjarwati Kusuma Putri, Anak Merauke yang Menjadi Puteri Indonesia 2024, Siap Membangun dan Memajukan Tanah Kelahirannya
- Anggota TNI Tertembak OTK, Istri Dan Dua Anaknya Pun Jadi Korban.
Baca Juga
"Kita hanya optimalkan pasukan yang ada di sana, seperti pengamanan perbatasan dan prajurit TNI yang di BKO-kan ke Polri," jelas Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono, di Mako Paspampres, Jalan Tanah Abang II Nomor 6, Jakarta Pusat, Senin (27/2).
Menurut Yudo, pihaknya memilih menempuh jalur persuasif untuk bisa membebaskan Philip
Dia juga menambahkan, yang dihadapi bukan musuh, tetapi gerombolan yang hidupnya selalu berpindah-pindah dan menjadikan masyarakat sipil sebagai tameng.
"Tidak mudah mengambil kelompok ini, karena mereka berbaur dengan masyarakat. Jadi kita utamakan cara persuasif, jangan sampai masyarakat yang tidak tahu apa-apa ikut jadi korban," rincinya diberitakan Kantor Berita RMOL.ID. Selasa (28/).
Seperti diberitakan sebelumnya, beredar video yang menggambarkan pilot Susi Air disandera sejumlah orang bersenjata.
Mereka mengatakan, pilot bernama Philip Mark Mehrtens itu dalam keadaan sehat. Menurut mereka, penyanderaan dilakukan sebagai jaminan negosiasi untuk kemerdekaan Papua.
- Ketum PWI Pusat: Berita Soal Wadas Harus Akurat, Berimbang, dan Independen
- Berita Duka: Mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe Meninggal Dunia
- Status Siaga, Gunung Semeru Kembali Muntahkan Awan Panas Guguran Sejauh 5 KM