PBB: Dalam 48 Jam Ada Lebih dari 50.000 Orang Ukraina Tinggalkan Negaranya

Warga Ukraina melintasi perbatasan Slovakia-Ukraina di Ubla, Slovakia timur/Net
Warga Ukraina melintasi perbatasan Slovakia-Ukraina di Ubla, Slovakia timur/Net

Puluhan ribu orang telah meninggalkan Ukraina sejak dimulainya operasi militer Rusia, kurang dari 48 jam.


Bukan hanya karena rasa takut akan keselamatan nyawa mereka, tetapi juga karena bahan bakar, uang tunai, dan persediaan makanan dan medis, hampir habis di beberapa bagian Ukraina, yang membuat mereka akhirnya pergi.

Situasi itu juga yang dapat mendorong hingga lima juta orang melarikan diri ke luar negeri, kata badan-badan bantuan PBB, dalam pernyataannya pada Jumat (25/2), seperti dikutip dari BBC.

Puluhan ribu orang Ukraina, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyeberang ke Polandia, Rumania, Hongaria, dan Slovakia, ketika rudal Rusia menghantam ibu kota Kiev.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Kanada mengatakan kepada Radio-Canada bahwa menurut informasi terbaru, lebih dari 50.000 warga Ukraina telah meninggalkan negara itu dalam waktu kurang dari 48 jam.

Komisaris PBB untuk pengungsi, Filippo Grandi, memperingatkan bahwa sekitar 100.000 orang mencari tempat berlindung dengan mengungsi ke kota-kota yang di anggap paling aman, dan sebagian besar melarikan diri ke negara-negara tetangga.

"Lebih dari 50.000 pengungsi Ukraina telah meninggalkan negara mereka dalam waktu kurang dari 48 jam - mayoritas ke Polandia dan Moldova, dan banyak lagi yang bergerak ke perbatasan," kata Filippo Grandi dalam sebuah tweet. Yang diberitakan Kantor Berita RMOL.

Ia juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada pemerintah dan orang-orang dari negara-negara yang menjaga perbatasan mereka tetap terbuka dan menyambut para pengungsi.

Di Polandia, pihak berwenang mengatakan waktu tunggu untuk melintasi perbatasan berkisar antara enam hingga 12 jam di beberapa tempat.

Di Medyka di selatan Polandia, sekitar 85 kilometer dari Lviv di Ukraina barat, jalan-jalan dipenuhi mobil dengan polisi sibuk mengatur lalu lintas.

Hanya perempuan dan anak-anak yang bisa meninggalkan Ukraina karena laki-laki yang sudah cukup umur harus tetap bertahan untuk membantu negara mereka menghadapi invasi.