Sinode GKI di Tanah Papua Kaget dan sesalkan Peristiwa kekerasan di Anggruk, Ini Penjelasannya

Ketua BPS Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu (tengah) di dampingi wakil Ketua I  Sinode Hiskia Rollo (kanan) dan Kepala Sekretariat  Pdt. Willem Rumbiak/rmolpapua
Ketua BPS Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu (tengah) di dampingi wakil Ketua I Sinode Hiskia Rollo (kanan) dan Kepala Sekretariat Pdt. Willem Rumbiak/rmolpapua

Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, sangat kami sesalkan serta membuat kaget semua pihak dimana peristiwa penyerangan kekerasan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata(KKB) terhadap guru dan tenaga medis di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada 21 Maret 2025 lalu.


Hal ini di sampaikan Ketua BPS Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th, di dampingi oleh wakil Ketua I  Sinode Hiskia Rollo dan Kepala Sekretariat GKI di tanah Papua Pdt. Willem Rumbiak STh, MM, saat memberikan keterangan di Kantor BPS Sinode GKI di Tanah Papua, Rabu (26/3)

Kemudian, di ketahui, Satu orang meninggal dunia dan enam orang luka - luka, kejadian tragis ini tidak hanya mengakibatkan korban jiwa tetapi juga menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat dan menghambat akses pendidikan serta layanan kesehatan di wilayah tersebut.

"Distrik Anggruk merupakan bagian dari wilayah pelayanan GKI, di mana Klasis GKI Yalimo Anggruk memiliki 65 jemaat yang tersebar di delapan lingkungan dan sembilan distrik. Salah satu lembaga pendidikan yang terdampak adalah SD YPK Daniel Anggruk, tempat para guru yang menjadi korban mengabdikan diri dalam dunia pendidikan." Ungkap Pdt. Andrikus Mofu.

Pusat Klasis GKI Yalimu-Anggruk selama ini sangat aman dan tidak perna terjadi peristiwa kekerasan seperti yang terjadi saat ini. 

"Kami sangat berduka dan menyesalkan peristiwa ini. Para guru dan tenaga medis yang menjadi korban adalah pelayan kemanusiaan yang telah bekerja tanpa pamrih untuk mencerdaskan anak-anak dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Kejadian ini merupakan bentuk kekerasan yang tidak hanya merusak pelayanan gereja, tetapi juga mengganggu nilai-nilai kemanusiaan dan keimanan di wilayah pedalaman Papua," Ungkap  Pdt. Andrikus Mofu.

Menurutnya, peristiwa ini telah menyebabkan banyak warga mengungsi ke hutan karena merasa takut dan tidak aman. Kondisi ini semakin memperburuk kesejahteraan mereka, terutama bagi perempuan dan anak-anak, serta mengganggu aktivitas perekonomian dan pelayanan publik di daerah tersebut menjadi terganggu. 

BPS Sinode GKI di Tanah Papua menyampaikan beberapa poin penting sebagai bentuk sikap dan pernyataan atas kejadian ini:

1. Menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban, khususnya kepada keluarga almarhumah Ibu Guru Rosalia Rerek Sogen, serta seluruh tenaga guru dan media yang menjadi korban.

2. Menyerukan ketenangan kepada warga jemaat GKI di Kabupaten Yahukimo dan sekitarnya, serta memastikan keselamatan mereka, baik di Distrik Anggruk maupun di lokasi pengungsian.

3. Meminta pihak berwenang seperti pemerintah daerah, aparat TNI, dan kepolisian untuk segera melakukan investigasi guna mengungkap penyebab dan pelaku dari peristiwa ini serta menenangkan masyarakat melalui pendekatan pastoral.

4. Mengambil langkah cepat dalam koordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani situasi di Klasis GKI Yalimo Anggruk agar pelayanan pendidikan dan kesehatan dapat segera pulih.

5. Menghimbau masyarakat agar tidak menyebarkan berita hoaks terkait peristiwa ini, sehingga tidak memperkeruh keadaan dan menciptakan ketakutan di tengah masyarakat.

BPS Sinode GKI di Tanah Papua berharap agar peristiwa serupa tidak terulang di masa depan dan meminta semua pihak untuk bersama-sama menjaga keamanan serta kedamaian di Tanah Papua. Gereja akan terus menjalankan misi kemanusiaan dan pelayanan di tengah masyarakat, sebagaimana tertulis dalam Amanat Agung Yesus Kristus dalam Injil Matius 28:19-20.