Peran Tarian Tradisional Danda Dari Suku Muyu

Tarian Tradisional Danda Dari Suku Muyu
Tarian Tradisional Danda Dari Suku Muyu

Sebastianus Wak/ Rmol Papua

Indonesia merupakan negara yang memiliki sejarah dan keanekaragaman budaya yang bernilai tinggi, hal ini dikarenakan setiap suku memiliki pandangan hidup, cara mengungkapkan diri dan kebiasaan yang berbeda. Setiap suku memiliki budaya yang khas, yang membedakan identitasnya dengan suku dan budaya lain, begitu pula bentuk keseniannya. Seperti tarian tradisional dari Suku Muyu yakni tarian Danda.

Keunikan tarian Danda suku Muyu dapat dipentaskan pada acara penyambutan kedatangan tamu negara karena pola penarinya disilangkan berbentuk huruf U kemudian tamu yang berkunjung akan diikuti di tengah pada akhir penari kiri dan penari kanan. Berbeda dengan tarian tradisional lainnya di sub suku Muyu dan fungsi tarian Danda yang dipentaskan pada penyambutan tamu negara ini bertujuan untuk menerima tamu secara resmi dan juga mengucapkan terima kasih atas kunjungannya. tempat.

Menurut Thobias Kuwo, (dalam wawancara) sebagai penari Danda di Kecamatan Ninati Kabupaten Boven Digoel menjelaskan bahwa tari Danda merupakan tarian yang menceritakan legenda atau mitos yang pernah ada di suku Muyu yang menceritakan tentang seorang laki-laki dari suku Muyu.

Ada kalanya suku membuat bubu untuk menangkap ikan, selang beberapa hari lelaki itu kembali melihat bubu dan ternyata ikan yang tertangkap hanya satu, dari hasil itu bapak Muyu tidak mengambil ikan itu untuk dimakan, melainkan membiarkan ikan tersebut tinggal di trape, karena begitu dia mencintai ikan itu, maka lelaki itu kembali ke rumah untuk menghias dirinya dengan pakaian adat Muyu lengkap dan kemudian kembali ke sungai dan menari di tepi trape dengan tujuan memanggil ikan lain, ternyata ikan tersebut manusia berhasil dalam waktu singkat, perangkap itu diisi dengan berbagai jenis ikan.

Awal mula cerita tentang lelaki Muyu ini adalah Muyu bagian atas di perbatasan Papua Nugini di Ninggurum Am yang dikenal dengan Desa Ninggurum Am, tarian Danda ini menyebar ke Muyu bagian tengah dan Muyu bagian selatan. Tari Danda ini, tari mengikuti penjelasan cerita di atas, dan juga tari Danda dapat berperan sebagai sarana masyarakat Muyu yang biasanya di kemukakan berbagai acara pesta yaitu, pesta babi, pesta pernikahan, pesta pesta pindah rumah baru, dan penjemputan tamu negara.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif, untuk mengetahui peran tarian Danda suku Muyu, penulis menggunakan tujuh konsep peran tari yang dikemukakan oleh Whardana (1990). Penulis mengkaji melalui rekaman video tari Danda dan wawancara narasumber bahwa, peran tari Danda ada enam peran penting, yaitu; Peran tari Danda sebagai upacara ritual, hiburan, sarana sosial, sarana pendidikan, dan juga sebagai katarsis.

Peran tarian sebagai upacara ritual nampak pada tujuan tarian menampilkan tarian Danda dalam penyambutan dan pengantaran patung ke gereja dengan tujuan untuk menghormati dan menerima misionaris Negara serta patung secara resmi melalui kebiasaan mereka menyambut tamu dengan tarian tradisional. Kemudian, peran tarian sebagai hiburan sekaligus sebagai media pertunjukan terdapat pada saat penyambutan tamu karena menghibur diri dan menghibur tamu yang berkunjung yang datang dan menjemput mereka secara resmi dari masyarakat setempat dan dapat dikatakan sebagai pertunjukan. Selanjutnya, peran tarian sebagai sarana pendidikan yang mereka bawakan pada acara penyambutan agar penonton dapat menyaksikan dan menjadi bahan bagi generasi Muyu suku Muyu selanjutnya, agar kedepannya tarian Danda ini dapat dipelajari dan dapat dikembangkan di acara tersebut.

Sedangkan peran tarian sebagai sarana sosial  nampak pada formasi tarian yang membutuhkan 20 orang penari yang cukup banyak dan selalu kebersamaan dan kekompakan dalam menari dan seakan berinteraksi dengan tamu dan pengunjung.  Dan terakhir, peran tari sebagai media katarsis, mereka tampilkan pada upacara penyambutan tamu negara yang berkunjung atau menyambangi menteri, lagu-lagu yang mereka nyanyikan dalam bahasa daerah yang artinya, selamat datang misionaris dan patung Bunda Maria yang sedang dibawakan. Lagu yang mereka nyanyikan menjadi katarsis karena mereka mengungkapkan emosi secara positif secara tidak langsung dalam bentuk lagu.

Keenam peran tari Danda merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang hingga generasi penerus suku Muyu yang nilai budayanya harus tetap dipertahankan dan baik dipentaskan pada pesta-pesta penting seperti upacara pertunjukan, upacara penyambutan tamu, dan pembinaan kepada generasi Muyu selanjutnya, agar dapat mempelajari dan mengembangkan tari Danda ini.