Di Telegram, Hacker Bjorka Ancam Bocorkan Data Presiden Jokowi

Pesan hacker Bjorka di Telegram/Net
Pesan hacker Bjorka di Telegram/Net

Setelah meretas data kependudukan Indonesia, hacker Bjorka mengumumkan target barunya. Ia mengancam akan membocorkan data Presiden Joko Widodo.


Hal itu ia sampaikan lewat saluran Telegram miliknya yang kemudian tersebar di media sosial pada Jumat (9/9).

"Kebocoran selanjutnya akan datang dari presiden Indonesia," ujarnya, seperti dalam tangkap layar yang diunggah oleh akun Twitter @darktracer_int.

Dalam cuitannya, @darktracer_int mengindentifikasi Bjorka sebagai peretas yang telah mempermalukan rakyat Indonesia.

"Aktor jahat 'Bjorka', yang mempermalukan rakyat Indonesia, mengumumkan di akun Telegram miliknya bahwa target kebocoran data selanjutnya adalah presiden Indonesia," cuit akun itu.

Lewat cuitannya yang lain, @darktracer_int juga mengunggah peta target peretasan Bjorka.

Di dalamnya disebut Bjorka memiliki dua akun yang telah bergabung di Dark Tracer sejak 9 November 2020 dan 9 Agustus 2022. Ia pernah meretas 105 juta data warga Indonesia dari KPU dan 1,3 miliar SIM Card ponsel Indonesia.

Bjorka juga diyakini memiliki 26 juta data histori pencarian pelanggan IndiHome.

Di samping itu, hacker ini juga pernah meretas dua situs judi besar di Indonesia, termasuk menjual 117 ribu data yang ada di dalamnya.

Data yang diretas oleh Bjorka termasuk NIK, Kartu Keluarga, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, usia, hingga alamat.

Baru-baru ini, ia mengirimkan pesan kepada Kementerian Informasi (Kominfo) lewat unggahan di situs forum Breached.to.

"My Message to Indonesian Government Stop Being an Indot (Pesan saya untuk pemerintah Indonesia: Berhenti jadi bodoh," begitu pesan tersebut.