GABRIEL NDIKEN, PUTRA ASLI PAPUA ASAL SUKU MARIND YANG SUKSES JALANKAN BISNIS KULINER DI SEMARANG

Gabriel Ndawi Ndiken,S.H,M.H saat menunjukan salah satu kuliner di Kedai miliknya
Gabriel Ndawi Ndiken,S.H,M.H saat menunjukan salah satu kuliner di Kedai miliknya

Anak Papua Juga Bisa!! Slogan tersebut sepertinya menjadi suatu yang benar-benar dibukti oleh salah seorang Putra asli Kabupaten Papua dari Suku Marind bernama Gabriel Ndawi Ndken.


Tidak hanya sukses sebagai advokat yang malag melintang dipulau jawa, kini dirinya memulai bisnis baru dengan membuat kafe ditengah kampung padat penduduk di pulau jawa, tepatnya di Semarang, wilayah Mugas No. 771 dengan mengusung tema kafe minimalis.

Dilansir dari koran jawa pos Gabriel Ndawi Ndiken atau yang biasa akrab disapa Gandi ini menyediakan menu dengan ragam sajian kuliner praktis bercita rasa menggoda dengan tempat yang nyaman dalam ruang lingkup yang terbatas atau padat penduduk.

“Kedai webe, tak sekedar tempat kuliner yang menyajikan ragam kreasi makanan dan minuman diantaranya, Nasi Goreng Bakso Kakap, mie instan dengan berbagai varian toping serta minuman signature berupa seduhan rempah Nusantara,” ujar Gabriel Ndawi pemilik Kedai Webe.

Selain sajian ragam menu praktis dan mix minuman. Kedai Webe, diharap menjadi tempat hangout masyarakat, khususnya yang bermukim diarea mugas Semarang. Ada yang spesial dari menu tersaji, yakni varian mie instant rebus dan goreng denga toping bakso gulung. Selain cita rasa pas dilidah masyarakat, nama unik menjadi daya tarik menu tersebut.

“Unik dan menarik perhatian dari nama menu yang kami sajikan diantaranya, tante jomblo ( indomie tanpa telor single), intel jomblo ( indomie telor single ), ini tante double (indomie telor doubel ).Harganya pun sangat terjangkau dari menu yang tersaji, mulai dari 3 ribu hingga 17 ribu rupiah,” terang Gabriel Ndawi yang juga seorang praktisi hukum asal Merauke Papua. Imbuh Gabriel, usaha kuliner tersebut, sebagai inovasi pengembangan ekonomi keluarga dampak pandemi.

“Kami usung konsep kuliner untuk semua segmentasi masyarakar. Harga ekonomis kualitas rasa dan penyajian berkelas. Dan yang terpenting kedai Webe ini, sebagai jawaban masyarakat untuk nguliner dan hangout ditengah kampung tak perlu jauh keluar rumah,” pungkas Gabriel.

Diolah dan dimasak sendiri dengan resep keluarga dan buka jam 09 pagi – 21.00 malam, minggu libur. Kedai Webe, siap menjadi jujugan santai dan nguliner masyarakat.

Ketika dihubungi oleh Reporter Rmol Papua Gandi mengatakan bahwa dirinya berharap apa yang dilakukannya ini dapat menjadi contoh bagi seluruh putra putri Papua, bahwa mereka juga bisa dan mampu untuk bersaing ditengah gemerlapnya pulau jawa. Kamis (18/3)

"Tinggal bagaimana kita memanage rasa percaya diri dalam diri kita, dan bagaimana kita mampu beradaptasi dengan kota yang gemerlap, saya pikir kita anak Papua memiliki kemampuan yang memadai untuk bersaing di Pulau jawa." Ucapnya

Lanjut dirinya berharap semoga dengan adanya kafe ini anak-anak Papua khususnya anak Merauke yang berada diwilayah Semarang bisa datang ketempat untuk menikmati santapan sekaligus bersilaturahmi ditanah kota rantau.

Kepada Rmol Papua dirinya mengutarkan bahwa dalam benaknya sangat tersirat perasaan yang besar untuk kembali ke Kabupaten Merauke, namun sampai saat ini dirinya masih direndung dengan banyak kesibukan yang mengharuskannya untuk berada di Pulau Jawa.

"Kalau bicara kerinduan tentu rindu, saya ini anak Marind asli dan punya keinginan untuk kembali dan membangun tanah kampung halaman saya, hanya saja saya merasa saat ini belum tepat waktunya untuk saya kembali, saya masih terikat oleh beberapa urusan penting di Pulau jawa, namun bila saatnya tiba saya pasti akan kebali ke Merake untuk berbagi ilu dan pengalaman saya selama saya berada di Pulau Jawa." Tutupnya