Kematian puluhan anak Gambia akibat gagal ginjal akut juga dialami oleh 131 anak di Indonesia sepanjang tahun ini.
- Apresiasi Tenaga Kesehatan yang Tergabung dalam Tim Vaksinasi Presisi, Kapolres Boven Digoel Berikan Doorprize
- GELAR LOMBA SIMULASI GEMPA BUMI DAN RJP, TSE GROUP DAN KORINDO PAPUA PERINGATI BULAN K3 NASIONAL 2024
- dr Meily: Kerjasama Kepala Kampung Biwage Kunci Sukses Sosialisasi Kesehatan di Boven Digoel
Baca Juga
Penyebab utama munculnya penyakit tersebut berasal dari konsumsi sirup obat batuk yang diduga kuat mengandung dua bahan berbahaya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI tengah menyelidiki kemungkinan bahan dietilen glikol dan etilen glikol dalam obat batuk telah mencemari bahan lain yang digunakan sebagai pelarut.
Namun sejauh ini, pihak BPOM akan melarang penggunaan kedua bahan tersebut hingga proses penelitian selesai dilakukan.
"Untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat, BPOM telah menetapkan syarat registrasi bagi semua produk sirup obat batuk untuk anak-anak dan orang dewasa tidak boleh menggunakan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG),” kata BPOM dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (15/10).
Merujuk pada informasi dari World Heatlh Organisation (WHO), sirup obat batuk yang terkontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol ialah Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.
Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited asal India dan disinyalir memiliki kaitan erat dengan penyebab kematian pada 70 anak di Gambia.
Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia.
- Ajak Sukseskan PON XX Dan Vaksinasi, Danrem 174 Merauke Bagikan Bingkisan Bantuan Presiden RI
- Terpapar Covid-19, Delapan Warga Kampung Muram Sari Tak Tersentuh Bantuan Medis
- Jeffri Nirahua Mendorong Kehadiran Konsisten Nakes untuk Pelayanan Kesehatan Optimal di Boven Digoel