Kembangkan Potensi Alam Papua, Akademi Unmus Lakukan Penelitian Terhadap Sagu  

Kelompok riset penelitian yang diketuai Rachmat, S.Kom.,M.Kom dan Marsujitullah, S.Kom.,M.T melaksanakn peneilitian dengan melihat sumber karborhidrat yang potensial di Merauke, selain tanaman padi.


Kedua dosen yang berasal dari Universitas Musamus itu melakukan riset penelitiannyan dengan pemanfaatan teknologi yang berkembang, yang mampu memberikan hasil untuk kemajuan nilai jual dari sagu yang merupakan komoditas potensial di daerah ini.

Ketua kelompok riset penelitian Rachmat ketika diwawancarai mengatakan, Sagu merupakan komoditas potensial sebagai bahan substitusi dan bahan baku untuk industri. Sebagai salah satu sumber karbohidrat, potensinya belum dimanfaatkan secara maksimal dan dirinya sejak tahun 2018 telah melakukan berbagai riset yang berkaitan dengan sagu, terutama pada proses penyimpanan, suhu dan kelembaban yang harus menjadi perhatian.

Menurutnya, keberadaan tanaman sagu di kabupatem Merauke sebagai salah satu sumber makanan pokok dan sekaligus tanaman endemik di daerah ini sangat berpotensi sebagai salah satu komoditi pangan domestik maupun export. Namun demikian, menilik proses pongolahanya yang masih tradisional berdampak pada kualitas tepung sagu yang dihasilkan khususnya terkait kadar air yang terkandung pada tepung sagu tersebut, kadar air yang terlalu tinggi menyebabkan tepung sagu mudah ditumbuhi oleh jamur pada rentan waktu tertentu, dengan demikian konsumen tidak tau kapan batas maksimal sagu dapat disimpan.

Pada penelitian sebelumnya  telah dibuat alat yang menggunakan arduino sebagai otak teknologi pengontrolan sensor untuk menentukan batas maksimum waktu simpan tepung sagu yang ada di Kabupaten Merauke, Alat akan mendeteksi kadar air pada tepung sagu. Tepung sagu yang telah diketahui nilai kadar airnya selanjutnya akan di simpan sampai terjadi pertumbuhan jamur pada sagu tersebut. Dengan demikian maka akan dapat diketahui batas waktu maksimum penyimpanan tepung sagu sampai timbulnya jamur pada tepung sagu.

Ditambahkan, pada penelitian kali ini, berfokus pada pendeteksian sensor temperatur pada penyimpnan sementara tepung sagu, yang juga akan menambah nilai ekonomis bagi pengusaha rumahan maupun pengusaha lokal yang berkecimpung pada tanaman sagu olahan, karena alat yang ada, akan berfungsi untuk mendukung penelitian sebelumnya.

Semenatara itu rekan kelompok riset penelitian Marsujitullah mengungkapkan, komoditi sagu yang ada di Merauke cukup baik akan tetapi seakan terlupakan, sehingga diharapkan semua elemen masyarakat harus ikut peduli dan melirik tanaman sagu ini menjadi makanan pokok primadona seperti beberapa tahun yang silam, dan meminta agar pemerintah daerah dapat menggalangkan kembali gemar makan sagu, selain umbi-umbian dan juga padi/beras.