Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan lokal, dosen Universitas Musamus berkolaborasi dengan Program BIMA dari Kemdikbudristek untuk melakukan pengabdian masyarakat di Kampung Kaliki, Kabupaten Merauke.
- UKW Perdana Dilaksanakan di Papua Selatan
- KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MERAUKE TERKEJUT DAN BANGGA: PEMBANGUNAN SD NEGERI KIGORUN OLEH PT. BERKAT CIPTA ABADI
- TSE Group Tumbuhkan Minat Berkebun Sejak Dini Demi Ketahanan Pangan Di Masa Depan Kepada Generasi Muda Distrik Jair
Baca Juga
Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan lokal, dosen Universitas Musamus berkolaborasi dengan Program BIMA dari Kemdikbudristek untuk melakukan pengabdian masyarakat di Kampung Kaliki, Kabupaten Merauke.
Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat melalui pengolahan pangan lokal yang berbasis pada teknologi smart farming.
Dengan pendekatan ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam di sekitar mereka secara lebih efektif dan berkelanjutan.
Kampung Kaliki, yang dikenal dengan keanekaragaman hayati, memiliki banyak potensi pangan lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal. Tim dosen Universitas Musamus melakukan identifikasi jenis-jenis tanaman pangan lokal yang dapat dikembangkan, seperti sagu, ubi, dan sayuran khas daerah.
Melalui pelatihan dan pendampingan, masyarakat diharapkan dapat mengolah hasil pertanian mereka menjadi produk yang bernilai tambah, sehingga meningkatkan pendapatan keluarga.
Program ini tidak hanya fokus pada aspek teknis pengolahan pangan, tetapi juga mencakup aspek manajerial dan pemasaran. Dosen-dosen yang terlibat memberikan pelatihan mengenai manajemen usaha kecil dan strategi pemasaran produk lokal.
Dengan pemahaman yang baik tentang pasar, diharapkan produk olahan pangan lokal Kampung Kaliki dapat bersaing di pasar yang lebih luas, sehingga memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat.
Selain itu, implementasi smart farming dalam pengolahan pangan juga menjadi fokus utama. Teknologi ini memungkinkan petani untuk memantau dan mengelola lahan pertanian mereka dengan lebih efisien.
Penggunaan alat dan aplikasi modern dalam pertanian dapat meningkatkan hasil produksi. Melalui pelatihan ini, masyarakat diajarkan cara mengintegrasikan teknologi dalam praktik pertanian mereka sehari-hari.
Penggunaan teknologi smart farming dalam proses pemarutan dan pengeringan sagu di Kampung Kaliki, Merauke, telah membawa perubahan yang signifikan dalam efisiensi produksi.
Dengan mengintegrasikan mesin pemarut otomatis, petani dapat mengolah sagu dengan cepat dan konsisten, mengurangi ketergantungan pada tenaga manual yang memakan waktu.
Selain itu, teknologi pengeringan yang menggunakan pemanas terkontrol memungkinkan sagu dikeringkan secara merata, menjaga kualitas dan nilai gizi produk.
Proses ini tidak hanya meningkatkan hasil produksi, tetapi juga mengurangi risiko kerusakan akibat kelembapan yang tinggi. Dengan penerapan teknologi ini, masyarakat Kampung Kaliki dapat memproduksi tepung sagu berkualitas tinggi yang siap bersaing di pasar, sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
Selanjutnya dilakukan pengolahan produk turunan sagu menjadi bakso yang merupakan inovasi yang menarik di Kampung Kaliki, Merauke, yang memanfaatkan potensi lokal secara optimal.
Dengan menggabungkan tepung sagu sebagai bahan dasar, bakso ini tidak hanya menawarkan tekstur yang kenyal, tetapi juga nilai gizi yang tinggi.
Proses pembuatan bakso dari sagu melibatkan pencampuran tepung sagu dengan daging pilihan, bumbu, dan bahan lainnya, yang kemudian dibentuk dan direbus.
Inovasi ini tidak hanya memberikan variasi dalam produk pangan lokal, tetapi juga meningkatkan nilai jual sagu, memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat. Dengan memproduksi bakso sagu, Kampung Kaliki dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan memperkenalkan cita rasa khas daerah kepada konsumen.
Dengan adanya program pengabdian ini, diharapkan Kampung Kaliki tidak hanya menjadi contoh keberhasilan dalam pengolahan pangan lokal, tetapi juga mampu menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi. Sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan inovasi yang berkelanjutan.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas, tidak hanya bagi masyarakat Kampung Kaliki, tetapi juga bagi daerah lainnya di Kabupaten Merauke.
- Cerita di Balik Renovasi PAUD Mandiri PKK: Komitmen Pemerintah Kabupaten Mappi untuk Pendidikan Anak Usia Dini
- TSE GROUP TANAMKAN SIKAP TOLERANSI SEJAK DINI KEPADA SISWA-SISWI DI SDN KIGORUN
- PPKM tidak maksimal, Korwil 12 PP GMKI dukung Lockdown